DPRD Kalteng

Petani Kesulitan Angkut Hasil Panen, Anggota DPRD Kalteng Minta Prioritas Akses ke Lahan Pertanian

Anggota Komisi II DPRD Kalteng Sutik saat reses di Dapilnya di Seruyan dan Kotim menyoroti akses jalan membuat petani sulit angkut hasil pertanian

TRIBUNKALTENG.COM/ MUHAMMAD IQBAL ZULKARNAIN
WAWANCARA - Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Tengah, Sutik saat diwawancarai awak media, Selasa (11/11/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Akses menuju lahan pertanian kembali menjadi persoalan utama, disampaikan masyarakat dalam Reses Anggota Komisi II DPRD Kalteng Sutik, di Dapil II Kotawaringin Timur dan Seruyan.

Sutik mengatakan, keluhan paling banyak berkaitan dengan kondisi infrastruktur pertanian yang belum memadai, terutama akses jalan menuju lahan.

“Jalan menuju lahan pertanian memang belum ada. Jadi untuk mengangkut hasil panen itu biayanya tinggi, karena mereka pakai kelotok kecil dan muatannya tidak banyak,” ujar Sutik, Selasa (11/11/2025).

Ia menilai persoalan ini ironis, mengingat pemerintah pusat saat ini sedang mendorong program ketahanan pangan. 

Karena itu, ia meminta pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi, untuk memprioritaskan pembangunan akses jalan menuju area pertanian.

“Kalau bisa, pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi memprioritaskan pembangunan jalan menuju lahan pertanian, supaya hasil panen itu bisa diangkut dengan biaya murah,” katanya.

Menurut Sutik, tingginya ongkos angkut menjadi beban berat bagi petani.

“Sekarang satu sak (karung) saja ongkosnya sampai Rp 25.000 kalau diupahkan. Itu tidak sebanding dengan hasil panennya. Jadi kalau bisa, jalannya ditembuskan ke lokasi pertanian,” ujarnya.

Ia menambahkan, badan jalan sebenarnya sudah ada, tetapi kondisinya sangat memprihatinkan dan tidak bisa dilalui kendaraan darat.

“Jadi selama ini petani mengangkut hasil panen melalui sungai, pakai klotok lewat parit di samping jalan,” katanya.

Sutik menyebut, lokasi tersebut berada di wilayah Samuda di Kabupaten Kotawaringin Timur.

“Di daerah Samuda itu banyak petani. Memang pertanian di Kotim banyak difokuskan di wilayah selatan, dan petani di sana banyak, tapi biaya angkutnya yang mahal,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan, sejumlah bantuan alat pertanian dari pemerintah pusat sebenarnya sudah diterima oleh kelompok tani.

“Kemarin sebenarnya sudah ada bantuan dari pusat berupa alat berat untuk bajak, mesin panen, sampai penggilingan. Itu sudah ada. Tinggal jalannya saja yang belum,” jelasnya.

Terkait anggaran pembangunan jalan, Sutik berharap koordinasi antara kabupaten, provinsi, dan pusat dapat dilakukan, agar pembangunan dapat dipercepat.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved