DPRD Kalteng
Diduga Harga Anjlok, Petani Cabai di Kapuas Buang Hasil Panen, Anggota DPRD Kalteng Angkat Bicara
Petani di Kapuas membuang hasil panen cabai diduga lantaran harga anjlok yang jatuh di pasaran, hal ini mendapat reaksi dari anggota DPRD Kalteng
Penulis: Muhammad Iqbal Zulkarnain | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Fenomena anjloknya harga cabai di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, membuat para petani frustrasi.
Di media sosial, beredar video sejumlah petani mencabuti tanaman cabai mereka dan bahkan membuang hasil panen karena harga jualnya jatuh di pasaran jadi Rp 15 ribu per kilogram.
Salah satu petani dalam video tersebut berharap pemerintah turun tangan.
“Tolong harga di stabilkan, supaya petani ini bisa makmur, bisa menghidupi keluarganya,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi II DPRD Kalteng Siti Nafsiah menilai, persoalan tersebut tidak bisa dianggap sebagai gejala biasa.
“Kejadian ini bukan sekadar persoalan turunnya harga komoditas sesaat, tetapi menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam tata niaga hortikultura yang berdampak langsung pada mata pencaharian masyarakat petani,” jelasnya, Kamis (6/11/2025).
Ia menjelaskan, biaya produksi cabai cukup tinggi dan sensitif terhadap fluktuasi pasar.
“Ketika nilai jual tidak sebanding dengan beban usaha tersebut, maka rasa kecewa dan frustrasi petani tentu dapat dipahami,” katanya.
Menurutnya, pemerintah perlu segera mengambil langkah terpadu untuk menstabilkan harga.
“Segera melakukan pendataan struktur harga yang akurat dan real-time di tingkat petani, serta fasilitasi penyerapan hasil panen melalui koperasi atau mitra off-taker,” tegas Nafsiah.
Selain itu, ia menilai perlu pengembangan hilirisasi agar nilai ekonomi cabai tidak jatuh saat panen raya.
“Seperti pengeringan, pembuatan cabai bubuk, pasta cabai, maupun produk olahan lainnya yang dapat menjaga nilai ekonomi komoditas,” terangnya.
Nafsiah menegaskan, Komisi II akan terus menjalankan fungsi pengawasan agar kesejahteraan petani tetap terjamin.
“Kesejahteraan petani adalah pondasi dari ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi daerah, sehingga penguatan perlindungan dan pemberdayaan petani harus diposisikan sebagai agenda strategis pembangunan Kalimantan Tengah,” pungkasnya.
| Digitalisasi PAD Belum Efektif, Penerapan Sistem Pembayaran Online di Samsat Kalteng Disorot |
|
|---|
| DPRD Kalteng Desak Pengawasan Ketat Sekolah Rakyat Kotim, Vendor Diminta Lebih Profesional |
|
|---|
| Evaluasi Setahun Prabowo-Gibran, Mahasiswa Kalteng Suarakan Keresahan Depan Kantor DPRD Kalteng |
|
|---|
| Ratusan Ribu Hektare Lahan Belum Disertai Plasma, DPRD Kalteng Minta Tindakan Tegas |
|
|---|
| DPRD Kalteng Soroti Antrean BBM, Purdiono: Jangan Sampai Hambat Ekonomi Warga |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.