Berita Kotim

Kebakaran Lahan Gambut Sulit Dipadamkan, BPBD Kotim Berinovasi Menggunakan Racun Api

Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kotim kesulitan dalam memadamkan kebakaran lahan yang terjadi di Kotim sehingga menggunakan racun api.

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com/ Devita Maulina
Petugas BPBD Kotim mencampurkan racun api ke dalam tangki pemadam. Dalam upaya peningkatan penanggulangan karhutla BPBD Kotim berinovasi menggunakan racun api untuk pemadaman. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kotim kesulitan dalam memadamkan kebakaran lahan yang terjadi di Kotim sehingga menggunakan racun api.

BPBD Kotim terus meningkatkan upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang belakangan kian marak.

Salah satu cara yang dipakai oleh BPBD Kotim yakni dengan berinovasi menggunakan zat kimia khusus yang disebut racun api.

Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam menyampaikan penggunaan racun api ini masih dalam tahap uji coba untuk mengukur efektivitas di lapangan.

Sasaran uji coba tersebut ialah titik karhutla yang terjadi di sekitar Jalan Pramuka hingga masuk ke Perumahan Graha Pramuka, Sampit.

Baca juga: Komnas Perempuan Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Simak Syarat dan Posisi Ditawarkan

Baca juga: Satgas Karhutla Palangkaraya Siapkan 30 Regu Padamkan Lahan, Drainase Mengering Jadi Kendala

Baca juga: Plt Kepala BPBD Palangkaraya Sebut Puncak Karhutla di Palangkaraya Pada September 2023

“Hari ini kami melakukan uji coba menggunakan zat adiktif atau racun api untuk proses pendinginan dan pemadaman. Racun api ini digunakan untuk percepatan pemadaman karhutla di wilayah gambut,” kata Multazam saat memantau pemadaman di kawasan Perumahan Graha Pramuka, Rabu (6/09/2023).

Diketahui, wilayah Kotim didominasi lahan gambut yang terbentuk dari timbunan material organik, seperti sisa pohon, rumput, lumut, hingga bangkai hewan yang membusuk di dalam tanah.

Pada musim kemarau kadar air di lahan gambut bisa menurun drastis dan membuat rawan terbakar.

Dengan karakteristik yang khas, lahan gambut bisa menyimpan bara api hingga kedalaman tertentu dengan adanya material organik yang mengering  dan keberadaan oksigen di pori-pori gambut tersebut.

Meski, kebakaran permukaan tanah terlihat sudah padam, namun api sewaktu-waktu bisa kembali muncul apabila tidak dipadamkan sampai akarnya.

Kondisi inilah yang kerap menjadi kendala petugas yang melakukan pemadaman karhutla, hingga perlu upaya ekstra untuk mengatasinya.

Sementara itu, Multazam menjelaskan, racun api yang pihaknya gunakan membuat air menjadi berbusa sehingga dapat menutup pori-pori lahan gambut dan menghambat sirkulasi udara sehingga api yang berada di dalam tanah bisa padam atau minimal tidak cepat menyebar.

“Hasilnya di lapangan tadi cukup efektif. Alhamdulillah, untuk blokir kepala api dan penyebarannya bisa kami eliminir, serta untuk kemudian api akan muncul kembali bisa kami minimalkan.

Dilanjutkan dengan proses pendinginan dan mematikan beberapa titik api yang masih aktif di sebelah selatan bangunan warga,” jelasnya.

Petugas BPBD Kotim saat melakukan pemadaman kebakaran lahan. Dalam upaya peningkatan penanggulangan karhutla BPBD Kotim berinovasi menggunakan racun api untuk pemadaman.
Petugas BPBD Kotim saat melakukan pemadaman kebakaran lahan. Dalam upaya peningkatan penanggulangan karhutla BPBD Kotim berinovasi menggunakan racun api untuk pemadaman. (Tribunkalteng.com/ Devita Maulina)

Ia melanjutkan, racun api yang pihaknya gunakan merupakan bantuan dari Manggala Agni Daerah Operasi (Daops) Kalimantan III/Pangkalan Bun Pondok Kerja Sampit sebanyak 5 jerigen masing-masing berkapasitas 20 liter. Dengan takaran penggunaan, 1 liter racun api untuk 1000 liter air.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved