Berita Kotim

BMKG Kotim Sebut Musim Kemarau 2023 Diprediksi Lebih Kering, Warga Diingatkan Waspada Karhutla

BMKG Kotim menyebutkan musim kemarau 2023 di wilayah Kotim akan lebih kering, dan sangat berpontensi terjadinya karhutla, maka warga diminta waspada

Penulis: Devita Maulina | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Devita Maulina
Plang atau papan peringatan hati-hati kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Jalan Mahir Mahar Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Kotim, melalui Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit memprediksikan akan musim kemarau 2023 ini lebih kering.

Sehingg masyarakat diminta dan diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Kepala BMKG Kotim Musuhayana, melalui Prakirawan Cuaca, Lyla Affifah Harulbadrizza menyebutkan, sifat hujan pada musim kemarau 2023 diperkirakan di bawah normal dan akan lebih kering dibanding 3 tahun terakhir.

"Sifat hujan yang di bawah normal berpotensi akan menyebabkan situasi yang cukup kering. Maka dari itu, masyarakat Kotim harus tetap hati-hati dan waspada dengan karhutla, terutama diimbau untuk tidak membakar hutan dan lahan," ucapnya, Sabtu (6/5/2023).

Baca juga: Siap Cegah Bahaya Karhutla di Kota Palangkaraya, Tim Satgas Gelar Simulasi Kebakaran Lahan

Baca juga: Potensi Hujan Masih Terjadi di Kalteng, Prakirawan BMKG Palangkaraya Imbau Tetap Waspadai Karhutla

Tak hanya itu, ia menyebutkan adanya potensi kemarau panjang di 2023 ini. Kondisi seperti ini membuat potensi terjadinya Karhutla lebih tinggi dibanding 3 tahun terakhir.

Jika berkaca dari pengalaman di 2019 silam, kala itu musibah Karhutla di Kotim tergolong parah. Kebakaran setidaknya mencapai 800 hektare.

Sehingga berdampak pada berbagai lini kehidupan masyakarat. Seperti kesehatan, lalu

Potensi karhutla kotim
Prakirawan Cuaca BMKG Kotim, Lyla Affifah Harulbadrizza, ketika menjelaskan terkait prakiraan cuaca di wilayah Kotim dan potensi terjadinya karhutla, Sabtu (6/5/2023).

Maka dari itu, BMKG Kotim meminta seluruh masyarakat waspada terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan Karhulta, serta bersama-sama menjaga lingkungan dari potensi Karhutla tersebut.

"Kemungkinan terjadi seperti 2019 itu yang kami takutkan. Karena dari perkiraan kami dan faktor-faktor perubahan dinamika atmosfer itu menunjukan bahwa tahun ini akan terjadi kemarau yang lebih panas dari pada 3 tahun terakhir," ujarnya.

Adapun, ia menyampaikan untuk saat ini Kotim masih dalam masa peralihan musim hujan ke musim kemarau.

Baca juga: Pemprov Kalteng Gelontorkan Rp 100 Miliar untuk Penanggulangan Bencana Banjir dan Karhutla

Baca juga: Cegah Karhutla, Wali Kota Pontianak Siapkan Rp 25 Juta Bagi Warganya Bisa Buktikan Pelaku Pembakaran

Ditandai dengan perubahan cuaca yang cukup cepat, misalnya dari panas terik ke hujan deras dan begitu pula sebaliknya.

Untuk awal musim kemarau diperkirakan terjadi antara Juni Dasarian II hingga Juli Dasarian I. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved