Berita Palangkaraya

Potensi Hujan Masih Terjadi di Kalteng, Prakirawan BMKG Palangkaraya Imbau Tetap Waspadai Karhutla

Potensi hujan masih terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah, namun BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangkaraya tetap ingatkan potensi karhutla.

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM/PANGKAN BANGEL
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, Kapolda Kalteng Irjen Pol Nanang Avianto, dan Danrem 102 Panju Panjung Brigjen TNI Bayu Permana saat lakukan pengecekan sarana prasarana (Sarpras) Satgas pencegahan Karhutla, di Mapolda Kalteng, Rabu (15/3/2023) lalu. Pemprov Kalteng sudah melakukan antisipasi musim kemarau yang berpotensi terjadinya kebakaran lahan dan hutan di Kalteng. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Potensi hujan masih terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah, namun BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangkaraya tetap ingatkan potensi karhutla.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tjilik Riwut Kelas I Palangkaraya, saat ini wilayah Kalteng masih diliputi musim hujan hingga akhir April 2023.

Kendati demikian, Prakirawan BMKG Kalteng, Renianata mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Untuk potensi karhulta saat ini masih ada, untuk itu masyarakat kami imbau untuk tetap waspada,” ujarnya, Minggu (09/04/2023).

Baca juga: VIDEO, Bripka Ferdi Polisi Polda Aceh Mengaji Dengan Suara Merdu, Dapat Pujian Mahfud MD

Baca juga: Pencarian 4 Pemancing Bunyu Hilang di laut Akan Dihentikan, Tim SAR Hanya Temukan Puing Perahu

Baca juga: Perayaan Paskah 2023, Peziarah dan Penjual Bunga Ramai di Makam Jalan Tjilik Riwut Km 2 Palangkaraya

Ia menjelaskan, wilayah Kalteng jadi pemicu terjadinya karhutla bukan semata-mata disebabkan faktor alam, tapi juga tingginya aktivitas masyarakat. 

Pasalnya, hingga kini masih ada oknum yang melakukan pembakaran untuk membuka lahan pertanian.

Walaupun, sebenarnya cara tersebut sudah dilarang. Kondisi itulah  yang membuat potensi karhutla masih ada meski di tengah musim hujan.

“Untuk itu disamping menjaga lingkungan, salah satu yang perlu ditingkatkan adalah pemahaman masyarakat akan dampak dari karhutla. Supaya tidak ada lagi yang melakukan pembakaran,” tutur wanita yang akrab disapa Rere ini.

Prakirawan BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangkaraya Kalteng, Muhamad Ihsan Sidiq menujukan pusat belokan angin yang terjadi di wilayah Kalimantan Tengah, belum lama tadi.
Prakirawan BMKG Stasiun Tjilik Riwut Palangkaraya Kalteng, Muhamad Ihsan Sidiq menujukan pusat belokan angin yang terjadi di wilayah Kalimantan Tengah, belum lama tadi. (Tribunkalteng.com/Pangkan Bangel)

Adapun, untuk pantauan hotspot atau titik panas di wilayah Kalteng selama beberapa hari terakhir dinyatakan nihil, dikarenakan cukup tingginya intensitas hujan. 

Disamping itu, Drought Code pada sistem peringatan Karhutla BMKG Kalteng pada tanggal 8 April 2023 menunjukan warna biru yang berarti aman.

Kondisi tersebut menandakan lapisan permukaan tanah bagian bawah dalam kondsi basah dan butuh waktu lebih dari 4 pekan tanpa hujan untuk mencapai kondisi sangat kering. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved