Berita Palangka Raya

Langka! Jamur Siau Tumbuh saat Petir dan Tanda Air Dalam, Dijual di Pinggir Jalan Yos Sudarso

Jamur Siau, atau yang dikenal masyarakat Dayak sebagai Kulat Siau, menjadi buruan warga Palangka Raya, hanya ada ketika petir dan tanda air dalam

Penulis: Arai Nisari | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM/ARAI NISARI
JUAL JAMUR - Penjual jamur siau, Fitri (38), melayani pembeli di pinggir Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Jekan Raya, Palangka Raya, Sabtu (25/10/2025). Jamur khas Kalimantan Tengah ini hanya muncul saat musim hujan disertai petir dan dijual Rp20 ribu per ceting. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Jamur Siau, atau yang dikenal masyarakat Dayak sebagai Kulat Siau, menjadi buruan warga Palangka Raya setiap kali musim hujan disertai petir. 

Jamur khas Kalimantan Tengah ini jarang muncul, hanya dua hingga tiga kali dalam setahun, dan kini dijual di pinggir Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Jekan Raya.

Fitri (38), warga Kelurahan Tumbang Rungan, yang seminggu terakhir menjajakan Jamur Siau di lokasi itu. Ia duduk santai di bawah pohon rindang, dengan deretan keranjang warna-warni berisi jamur segar hasil petikan dari hutan Tumbang Rungan.

“Ini Jamur Siau, tumbuhnya di bawah pohon-pohon, di tempat basah dan lembap. Biasanya pas musim hujan disertai petir,” ujar Fitri kepada TribunKalteng.com, Sabtu (25/10/2025).

Menurut Fitri, jamur ini hanya tumbuh ketika petir menyambar. 

“Kalau enggak ada petir, enggak tumbuh. Kalau sudah ada petir, itu tandanya air mau dalam. Jadi kalau hujan panas, hujan panas, terus ada petir, baru dia keluar,” tuturnya.

Jamur yang dipetik dari daerah Tumbang Rungan itu dijual Rp20 ribu per satu wadah nasi (ceting). 

Fitri mulai berjualan sejak pukul 09.00 WIB, sampai sehabisnya.

“Biasanya sehari bisa dapat dua kilo, tapi tergantung musim,” ujarnya.

Cara mengolah Jamur Siau pun beragam. Masyarakat biasanya menumisnya pedas, membuatnya jadi gorengan tepung, atau mencampurnya dalam sup. 

“Kalau dimasak, satu ini aja enggak penuh satu mangkok karena menyusut,” kata Fitri sambil tersenyum.

Jamur siau hanya tumbuh di tanah liat dan belum bisa dibudidayakan secara massal. 

“Kalau dari budidaya lain kan beda, rasanya juga enggak sama,” tambahnya.

Baca juga: Berkah Musim Hujan, Masyarakat Kotim Kalteng Gembira Berburu Jamur Bantilung

Baca juga: Inovasi SMKN 1 Pangkalan Banteng Kotawaringin Barat, Jamur Tiram di Lahan Sempit 

Dengan tekstur kenyal dan rasa gurihnya yang khas, Jamur Siau menjadi salah satu penanda datangnya musim hujan di Kalimantan Tengah

Warga Palangka Raya pun selalu menanti kehadirannya bahkan di pinggir jalan teduh seperti tempat Fitri berjualan, Kulat Siau tetap jadi incaran.

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved