Kotim Habaring Hurung

Harga Beras di Kotim Merangkak Naik, Sampel Dikirim untuk Uji Laboratorium

Dari hasil inspeksi itu ditemukan adanya selisih bobot pada beras kemasan di dua swalayan, meski hanya berkisar 150 gram.

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Haryanto
TribunKalteng.com/Herman Antoni Saputra
WAWANCARA - Foto dokumen Plt Kepala DKUKMPP Kotim, Johny Tangkere saat ditemui oleh sejumlah awak media pasca melakukan sidak di Pasar Rakyat Sampit, Kamis (7/8/2025) lalu. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Lonjakan harga beras di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai dirasakan masyarakat dalam beberapa pekan terakhir. 

Kondisi ini membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotim turun tangan dengan mengirimkan sampel beras ke laboratorium di Palangka Raya untuk diperiksa lebih lanjut.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kotim, Johny Tangkere mengatakan, langkah tersebut ditempuh agar pemerintah memiliki data valid terkait penyebab kenaikan harga sekaligus mencegah munculnya isu-isu liar di masyarakat.

“Karena di Kotim belum tersedia laboratorium khusus untuk uji kualitas beras, maka sampelnya kita kirim ke Palangka Raya. Hasil pemeriksaan ini sangat penting agar persoalan tidak hanya berdasarkan dugaan,” ujar Johny, Jumat (22/8/2025). 

Baca juga: Update Kasus Beras Oplosan di Kalteng, Polda Kirim Sampel 5 Merek ke Mabes Polri 

Sebelumnya, tim pengawas dari dinas terkait sudah melakukan pengecekan langsung ke sejumlah gudang penyimpanan dan pusat perbelanjaan di Kota Sampit. 

Dari hasil inspeksi itu ditemukan adanya selisih bobot pada beras kemasan di dua swalayan, meski hanya berkisar 150 gram.

Menurut Johny, selisih tersebut masih dianggap wajar dan tidak berpengaruh besar. 

Namun demikian, pemerintah tetap menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan kualitas beras yang beredar di pasaran.

“Kalau bobotnya secara umum sesuai, hanya ada dua swalayan yang sedikit kurang. Tapi yang lebih penting sekarang adalah memastikan kualitasnya. Itu yang sedang diuji,” jelasnya.

Ia menambahkan, pemerintah daerah akan mengambil tindakan tegas apabila terbukti ada indikasi kecurangan, baik dari sisi kualitas maupun distribusi. 

Semua kemungkinan, termasuk dugaan oplosan, saat ini masih ditelusuri.

“Kami ingin menjamin masyarakat Kotim bisa mendapatkan beras dengan mutu yang baik dan harga yang pantas. Kalau ada pihak-pihak yang bermain, tentu akan ada langkah hukum,” tegas Johny. 

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved