Berita Kotim

Stunting di Kecamatan Pulau Hanau Paling Tinggi di Kotim, Targetkan Turunkan Angka Standar Pusat

Kecamatan Pulau Hanau paling tertinggi kasus untuk Kotim, sehingga Pemkab Kotim berupaya terus menekan angka tersebut, harus dibawah angka standar

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Ahmad Supriandi
Bupati Kotim menyerahkan bantuan susu UHT dan telur untuk balita yang berpotensi menderita stunting, Rabu (13/12/202). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Hingga 2022 angka stunting di Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah (Kalteng), mencapai 22,6 persen. Data ini mengacu pada data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Maysarakat (E-PPGBM) dari Dinas Kesehatan Kotim 2022.

Dengan wilayah Kecamatan Pulau Hanau kasus paling tinggi untuk seluruh Kotim. Hal ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi masyarakat yang berpengaruh terhadap angka stunting.

"Kami mengimbau masyarakat untuk mengikuti kegiatan posyandu, sehingga Kami juga bisa memantau naik turun berat anak," kata Kepala Dinkes Kotim Umar Kaderi, Rabu (13/12/2023).

Jelasnya, perlu kerja sama untuk memberantas dan penekan angka stunting tinggi di Kabupaten Kotim, mulai dari masyarakat, kader posyandu dan insntasi lainnya.

Baca juga: Pemkab Kobar Berhasil Turunkan Angka Stunting di Bawah Provinsi dan Nasional

Baca juga: Sambut Hari Kemenkumham RI Ke-78, Imigrasi Palangkaraya Ikuti Bakti Sosial Pengentasan Stunting

Berdasarkan target dari pemerintah pusat untuk menurunka angka stunting 14 persen di 2024 mendatang.

"Kami mengharapkan partisipasi dari kader posyandu dan pemerintah desa untuk mengurangi angka stunting," ujar Umar.

Umar juga memberikan komentarnya terkait program Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur atau Pemkab Kotim yaitu Gerakan Berantas Stunting (Gerebek Stunting).

Kegiatan ini diharapkan mampu memotivasi pihak-pihak lainnya untuk dapat membantu pemberantasan stunting di Kotim.

"Kegiatan yang dicanangkan Pemkab Kotim ini merupakan stimulus bagi perusahaan, perbankan, dan pihak swasta lainnya untuk membantu memberantad stunting," ucap Umar.

Umar menjelaskan saat ini Kotim menempati posisi kedelapan se-Kalteng dalam angka stunting.

"Setiap tahun Kita selalu mengalami penurunan angka stunting," ungkap Umar.

Dirinya juga mengungkapkan penanganan stunting di Kotim merupakan yang nomor satu di Kalteng dalam beberapa tahun terakhir.

Pada kegiatan gerebek stunting Dinkes memberikan edukasi kepada masyarakat agar rutin mengikuti kegiatan di posyandu agar Dinkes Kotim dapat memantau perkembangan berat badan balita di Kotim.

Baca juga: Lepas Tim Gerebek Stunting, Bupati Kotim Halikinnor: Bentuk Keseriusan Pemkab Berantas Stunting

Baca juga: Apresiasi Tribun Network Berperan Entas Stunting, Wapres Canangkan Inisiatif Gotong Royong BERES

Umar juga mengharapkan kepekaan orang tua terhadap berat anak.

"Orang tua diharapkan dapat memperhatikan pola makan bayi dan anaknya," tutur Umar.

Dinkes Kotim mengapresiasi partisipasi kader posyandu desa dan pemerintah desa untuk memberantas stunting.

"Meski kader posyandu di desa masih ada yang kurang tapi tetap dapat memantau perkembangan berat badan anak dan bayi di desanya," jelas Umar.

"Kami sangat mengharapkan partisipasi dari kader posyandu karena mereka merupakan ujung tombak dalam penanganan stunting di Kotim," tutup Umar. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved