Berita Kotim

DPRD Kotim Dorong Penyelesaian Masalah Sapi Masuk Kebun Warga di Bapeang Lewat Musyawarah

anggota DPRD Kotim daerah pemilihan (dapil) I, SP Lumban Gaol meminta agar permasalahan tidak dibiarkan berlarut. 

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Haryanto
TRIBUNKALTENG.COM/HERMAN ANTONI SAPUTRA
WAWANCARA - Anggota DPRD Kotim daerah pemilihan (dapil) I, SP Lumban Gaol, meminta agar permasalahan sapi masuk kebun warga tidak dibiarkan berlarut, Sabtu (6/9/2025).  

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Warga Desa Bapeang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang (MB Ketapang), Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali mengeluhkan keberadaan sapi peliharaan yang kerap masuk ke kebun mereka. 

Kondisi ini dinilai meresahkan karena sudah berlangsung lama dan belum ada solusi tuntas.

Menanggapi hal itu, anggota DPRD Kotim daerah pemilihan (dapil) I, SP Lumban Gaol meminta agar permasalahan tidak dibiarkan berlarut. 

Menurutnya, langkah terbaik adalah mempertemukan pemilik sapi dengan warga yang merasa dirugikan melalui jalur musyawarah.

“Permasalahan seperti ini jangan dibiarkan. Kalau sudah berulang, maka perlu ada pertemuan antara pemilik sapi dan warga yang kebunnya dirusak. Dengan musyawarah, jalan keluar bisa ditemukan tanpa menimbulkan konflik,” ujar Gaol, Sabtu (6/9/2025). 

Baca juga: Warga Desa Bapeang Kotim Keluhkan Sapi Masuk Kebun, Sebut Sudah Berlangsung Lama Minta Solusi

Ia menjelaskan, meski pihaknya belum menerima laporan resmi terkait kejadian tersebut, namun DPRD menaruh perhatian karena persoalan serupa sering kali menjadi pemicu keributan antarwarga di daerah lain. 

Karena itu, pencegahan harus dilakukan sedini mungkin.

Menurutnya, forum RT atau RW bisa dijadikan ruang pertama untuk mencari solusi. 

Namun jika dianggap belum memadai, maka kepala desa harus turun tangan sebagai mediator demi menjaga suasana tetap kondusif.

“Kami juga meminta pemilik ternak lebih bertanggung jawab. Jangan sampai sapi dibiarkan berkeliaran bebas hingga menimbulkan kerugian. Mengandangkan atau mengawasi ternaknya adalah langkah bijak,” tambahnya.

Gaol menekankan, masyarakat harus mengedepankan kearifan lokal dalam menyelesaikan masalah. 

Dengan begitu, penyelesaian bisa dilakukan secara damai tanpa menimbulkan rasa saling curiga.

“Jangan sampai persoalan sepele berkembang menjadi masalah sosial yang lebih besar. Musyawarah tetap jalan terbaik agar semua pihak merasa diakomodasi,” pungkasnya. 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved