Berita Kotim

Hotspot Meningkat di Wilayah Selatan Kotim saat Akhir Pekan, Kuat Dugaan Sengaja Dibakar

hotspot di wilayah Selatan Kotim meningkat pesat saat akhir pekan, kuat dugaan sengaja dibakar oleh oknum tak bertanggungjawab

Penulis: Devita Maulina | Editor: Sri Mariati
ISTIMEWA
Kobaran api masih terjadi membakar wilayah selatan Kotim pada Kamis (14/9/2023), kuat dugaan sengaja dibakar oleh oknum tak bertanggungjawab manfaatkan akhir pekan. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Bumi Habaring Hurung Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) hingga kini terus berlangsung dan kian parah.

Bahkan titik panas atau Hotspot di Kotim saat puncak musim kemarau juga meningkat tiap harinya mencapai ribuan titik hingga saat ini.

Tentu kondisi tersebut menjadi sorotan orang nomor satu di wilayah Kotim Halikinnor, khususnya di wilayah selatan Kotim.

Untuk itu ia meminta musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) menggencarkan patroli di wilayah masing-masing.

"Kami akan menyurati beberapa kecamatan terkait angka hotspot yang luar biasa di wilayah mereka. Supaya ini menjadi perhatian muspika di sana," katanya, Jumat (15/9/2023).

Kepala daerah tersebut curiga kemunculan Hotspot di Kotim dalam jumlah besar di kecamatan wilayah selatan ini merupakan hasil ulah oknum yang sengaja membakar lahan.

Baca juga: Karhutla Hingga 1,5 Km Melanda Wilayah Selatan Kotim, Pemadaman Terkendala Jarak dan Sumber Air

Baca juga: Karhutla di Kotim Marak, Bupati Halikinnor Minta Pemilik Wajib Memelihara Lahan Agar Tidak Terbakar

Apalagi, dari analisa Dandim 1015/Sampit kemunculan hotspot dan kejadian karhutla ini jauh meningkat ketika akhir pekan. Sehingga, disinyalir ada oknum yang sengaja memanfaatkan libur akhir pekan untuk membakar lahan.

“Seperti yang dibilang Pak Dandim, begitu libur hotspotnya bertambah, jangan-jangan ketika masyarakat libur membakar, mumpung panas, makanya perlu patroli agar awasi,” ujarnya.

Dalam hal ini ia pun menegaskan bahwa pengawasan maupun upaya pencegahan karhutla ini tentunya tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah tingkat kabupaten.

Tapi, harus dimulai dari unsur kecamatan setempat, seperti camat, lurah, kades, RW, RT serta melibatkan personel TNI/Polri yang bertugas di wilayah tersebut.

Masyarakat juga diminta untuk turut andil dalam pengawasan dan pencegahan karhutla.

Kebakaran hutan atau Karhutla Kotim masih terus terjadi, meskipun pemadaman darat dan udara terus dilakukan.
Kebakaran hutan atau Karhutla Kotim masih terus terjadi, meskipun pemadaman darat dan udara terus dilakukan. (Tribunkalteng.com/ Devita Maulina)

Bahkan, untuk mendorong partisipasi masyarakat Pemkab Kotim telah mengumumkan sayembara, bahwa siapa pun yang bisa melaporkan oknum pembakar lahan, diserta bukti video dan nama yang jelas, maka akan diberikan hadiah uang tunai oleh pemerintah.

“Untuk menanggulangi karhutla ini perlu kerja sama semua pihak, baik pemerintan, aparat penegak hukum, maupun masyarakat. Karena apabila karhutla itu dibiarkan terjadi dan berimbas pada kabut asap, maka dampaknya ke banyak sektor seperti kesehatan, pendidikan, transportasi dan lain-lain. Dan itu tentu kita semua yang merasakannya,” pungkasnya.

Sementara itu, berdasarkan data dari BMKG Kotim melalui Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit diketahui adanya peningkatan angka hotspot yang begitu pesat, khususnya dari Agustus lalu yakni 1.451 titik dan kemudian tanggal 1-10 September setidaknya 1.606 titik hotspot yang telah terdeteksi.

Kepala BMKG Kotim Musuhanaya melalui Prakirawan BMKG Kotim Rahmat Wahidin Abdi menyampaikan, kemunculan hotspot dalam 2 bulan terakhir paling terkonsentrasi di wilayah selatan Kotim, kemudian tengah, dan yang paling sedikit di wilayah utara Kotim.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved