Berita Kalteng

Program Demplot Cabai BI Kalteng Sukses, Petani Kotim Ini Tularkan Ilmunya ke Poktan Lain

Program Demplot tanaman cabai BI Kalteng, Agus Suyanto petani anggota Poktan Margomulyo, Kelurahan Pasir Putih, Kotim sukses menanam cabai.

Penulis: Fathurahman | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com / faturahman
Petani Kotim binaan BI Kalteng yang menanam cabai melalui Program Demplot BI Kalteng yang berhasil panen dengan produksi cabai yang berkualitas baik. Tampak Siti Holisah , istri Agus Suyanto saat memanen cabai di lahan miliknya yang akan dijual di pasar tradisional Sampit. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Agus Suyanto salah satu Petani Kotim yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Margomulyo, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berhasil dalam pengembangan Program Demplot BI Kalteng untuk tanaman cabai di lahan miliknya.

Program Demplot BI Kalteng untuk tanaman cabai merupakan salah satu Program Bank Indonesia Perwakilan Kalteng, yang terbilang sukses dalam membina Kelompok Tani Margomulyo di Sampit Kabupaten Kotim, terbukti mampu melakukan panen dengan hasil yang sangat baik dan optimal.

Tentunya sangat bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian para Petani Kotim untuk penanaman cabai. Apalagi Agus mengungkapkan, sejak panen perdana tahun 2021 silam, hingga tahun 2023 ini dia bersama kelompok tani yang tergabung dalam Poktan Margomulyo sudah 3 kali panen cabai setelah sukses Program Demplot atau Demontration Plot yang digagas BI Kalteng tersebut.

Dan terpenting, semakin baik produksi tanaman cabai lokal akan mampu menstabilkan Inflasi Kalteng . Karena cabai selama ini merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi di Bumi Tambun Bungai ini.

Baca juga: Kegiatan Forum Komunikasi Media BI Kalteng 2022, Jurnalis Diberi Tambahan Ilmu Dari Tempo Institute

Baca juga: Forum Komunkasi Media BI Kalteng 2022, Jurnalis Dikenalkan Museum Bank Indonesia di Jakarta

Baca juga: NEWS VIDEO, Sambangi Mobil BI Kalteng, Warga Palangkaraya Antusias Tukarkan Uang Kertas Emisi 2022

Sejak panen perdana program demplot tanaman cabai dua tahun lalu,  tepatnya Kamis 18 Maret 2021, hingga saat ini Poktan Margomulyo Sampit, terus memproduksi cabai untuk pasokan warga di Sampit dan sekitarnya.

”Sekali penan di lahan setengah hektar miliknya mampu menghasilkan 12 ton dari 12.000 batang pohon cabai. Harga tertinggi penjualan hingga Rp100 ribu perkilogramnya,” ujarnya.

Bahkan, Agus Suyanto sudah banyak menularkan ilmu penanaman cabai rawit dan cabai merah kriting yang didapatnya dari bantuan BI Kalteng untuk ditularkan ke petani lain di Kotim dan sekitarnya agar para petani lokal juga bisa sukses dalam penanaman cabai tersebut.

Pihak Bank Indonesia Perwakilan Kalteng atau BI Kalteng, selama ini rutin datang ke Poktan Margomulyo Sampit dalam membantu peralatan, pengembangan sumber daya manusia atau SDM berupa pengetahuan kepada petani.

“Kami sangat terbantu dengan adanya pembinaan dari Bank Indonesia Perwakilan Kalteng selama ini,” ujar Agus Suyanto.

Saat diwawancarai TribunKalteng.com, Rabu 6 September 2023, Agus panggilan akrab pria yang memiliki satu istri dan seorang anak yang masih sekolah SLTA di Kediri Jawa Timur ini ingin agar keberhasilannya dalam pengembangan tanaman cabai tersebut juga bisa diikuti oleh petani lainnya di Kalteng khususnya di Kotim.

“Saya sering diajak pihak BI Kalteng untuk menjadi semacam motivator bagi petani lainnya dalam beberapa kali pertemuan dengan para kelompok tani di Kalteng,” ujarnya.

Bukan hanya itu, belum lama ini mewakili Poktan Margomulyo, dia juga ikut kegiatan menambah ilmu pengetahun terkait pertanian di Batam yang difasilitasi oleh Bank Indonesia Perwakilan Kalteng.

“Alhamdulillah, banyak ilmu yang saya dapatkan dalam pertemuan itu, karena juga ada pembicara dari Kementerian Pertanian dalam kegiatan tersebut,” akuinya.

Agus Suyanto mengungkapkan, menjadi petani binaan BI Kalteng selama ini banyak manfaat yang didapatkanya besama Kelompok Tani Margomulyo Sampit.

Agus Suyanto salah satu Petani Kotim yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Margomulyo saat melakukan panen perdana Program Demplot bank Indonesia di Sampit, beberapa waktu lalu.
Agus Suyanto (kiri) salah satu Petani Kotim yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Margomulyo bersama pimpinan KPw BI Kalteng saat melakukan panen perdana Program Demplot Bank Indonesia Perwakilan Kalteng di Sampit, beberapa waktu lalu. (dok. tribunkalteng.com/ faturahman)

“Kami banyak dapat bantuan peralatan pertanian, ilmu terkait penanaman cabai dari penyuluh pertanian, hingga cara pemasaran yang baik,” ungkapnya.

Bahkan belakangan, dia mengaku juga dapat Ilmu tentang penjualan secara online dari pelatihan yang difasilitasi Bank Indonesia Perwakilan Kalteng, mengenai cara pengemasan yang baik agar bahan pangan yang dikirim kepada pelanggan ke daerah lain bisa awet,” tambahnya.

Agus dan kelompok tani Margomulyo Sampit sangat berterima kasih dengan adanya pembinaan yang diberikan Bank Indonesia Perwakilan Kalteng terhadap pihaknya tersebut.

“Selama adanya pendampingan BI Kalteng kepada Poktan Margomulyo, kami banyak mendapatkan manfaat,” ucapnya.

Dia berharap, BI Kalteng terus memberikan pendampingan kepada para petani lokal agar para petani lebih sejahtera, perekonomian petani terus membaik, hingga akhirnya Petani di Kalteng semakin unggul dibanding petani provinsi lain.

“Saya sekeluarga dan Poktan berterima kasih dengan adanya pembinaan dari BI Kalteng ini, hingga akhirnya Poktan kami bisa memproduksi cabai dengan kualitas baik tanpa gangguan hama dan cabai yang dihasilkan tidak kalah bersaing dengan produksi petani di Pulau Jawa,” ujar Pria berusia 42 tahun kelahiran Kota Kediri Jawa Timur ini.

Cabai produksi Program Demplot BI Kalteng di lahan milik Agus Suyanto, Petani Kotim tergabung dalam Kelompok Tani Argomulyo Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit , Kabupaten Kotawaringin Timur Kalteng, merupakan petani Binaan BI Kalteng. Produksi cabai milik Agus Suyanto Petani Kotim binaan BI Kalteng ini berkualitas baik tanpa adanya hama, ditanam melalui Program Demplot BI Kalteng.
Cabai hasil Program Demplot BI Kalteng di lahan milik Agus Suyanto, Petani Kotim tergabung dalam Kelompok Tani Margomulyo Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit , Kabupaten Kotawaringin Timur Kalteng, ini dijual di pasar tradisional Sampit. Kelompok Tani Margomulyo Sampit ini merupakan petani Binaan BI Kalteng.. (Tribunkalteng.com / faturahman)

Bank Indonesia Perwakilan Kalteng selama ini konsen melakukan pembinaan UMKM di Kalteng termasuk pengembangan program pertanian di Kalteng untuk menjaga agar angka inflasi tetap stabil dan ketersediaan cabai cukup untuk konsumsi lokal.

Salah satunya dengan membina petani lokal agar bisa menghasilkan produk pertanian yang baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangan warga lokal.

Para petani lokal diberikan peralatan pertanian untuk peningkatan hasil produksi pertanianya termasuk peningkatan sumber daya para petaninya agar bisa maju dan terus berkembang, sehingga hasil pertanian semakin baik dan mampu memenuhi kebutuhan pangan lokal.

Baca juga: Pasar Murah Bahan Pangan Kotim, Kerjasama Pemkab & BI Kalteng Diserbu Kalangan Emak-emak

Baca juga: Uang Kertas Emisi 2022 Dikenalkan BI Kalteng, Simak Cara dan Jadwal Penukaran Uang di Palangkaraya

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalteng, Taufik Saleh saat kegiatan Sosialisasi Kebanksentralan kepada Media Pers se Kalteng di Gedung Pertemuan BI Kalteng mengungkapkan, pihaknya akan terus mendorong tumbuh kembang UMKM di Kalteng untuk pertumbuhan ekonomi dan penciptaan kerja.

Salah satunya dengan meningkatkan penyaluran kredit pembiayaan pada sektor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan penciptaan kerja melalui sektor hilirisasi minerba maupun non minerba seperti pertanian, peternakan juga perikanan.

Ini katanya, agar UMKM yang ada di Kalteng bisa terus eksis dan berkembang serta mampu bersaing, terlebih saat ini sudah memsuki era digitalisasi yang juga harus dikuasai oleh UMKM dalam pemasaran produknya.

“Kami ingin UMKM di Kalteng bisa lebih aktif dalam melakukan transaksi jualbeli secara digital,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, selama ini untuk melihat atau menilai angka inflasi di Kalteng ada dua yang menjadi sampelnya yakni di Kota Palangkaraya dan Sampit Kabupaten Kotim.

“Kota Palangkaraya dan Sampit Kabupaten Kotim selama ini menjadi patokan dalam mengukur angka inflasi di Kalteng, sehingga harus terus dipantau,” pungkas Taufik Saleh. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved