Akademisi Solo Yakini Varian Baru Omicron Sudah Masuk Indonesia, Begini Penjelasannya
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan varian Omicron ini jauh lebih berbahaya dan cepat menular dibandingkan varian sebelumnya
TRIBUNKALTENG.COM - Seorang akademisi di Solo, Jawa Tengah, meyakini Omicron, varian baru Covid-19 sudah masuk ke Indonesia.
Banyak negara yang menyatakan sudah dimasuki varian Omicron yang konon berasal dari Afrika Selatan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan varian Omicron ini jauh lebih berbahaya dan cepat menular dibandingkan varian sebelumnya.
Untuk mengantisipasi masuknya varian Omicron, pemerintah Indonesia sudah melakukan pengetahan bahkan pelarangan bagi warga negara sejumlah negara yang sudah terkena penularan varian baru tersebut.
Baca juga: 500 Kali Lebih Cepat Menular dan Kebal Vaksin, WHO Umumkan Omicron, Varian Baru Virus Corona
Baca juga: Umrah 18 Ribu Jemaah Ditunda, Aturan Terbaru Nataru: Kumpul-kumpul Boleh Maksimal 50 Orang
Baca juga: Varian Baru Covid-19 Lebih Berbahaya, Ini Antisipasi Tim Satgas Covid Kalteng
Namun, Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian sekaligus Jubir Satgas Covid-19 RS UNS Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto meyakini varian itu sudah masuk ke Indonesia.
Hal itu disampaikan dia melalui postingan Facebook. Senin (6/12/2021).
Tribunnews.com (Tribun Network) sudah mendapatkan izin untuk mengutip pendapat Tonang Dwi Ardyanto.
"Laporan awal itu pun sebenarnya kasusnya sudah terjadi setidaknya 2 pekan sebelumnya," ungkap Tonang Dwi Ardyanto.
Meski menduga varian Omicron telah masuk Indonesia, Tonang menyebut yang terkena hanya mengalami gejala ringan, bahkan tanpa gejala.
"Sehingga tidak terdeteksi dan tidak terlaporkan," ungkapnya.
Tonang Dwi Ardyanto mengungkapkan, Indonesia tidak memiliki data yang mendekati akurat, karena jumlah tes yang masih kurang.
"Tapi, prevalensi antibodi, dari infeksi alami, vaksinasi maupun hybrid infeksi-vaksinasi, sudah relatif tinggi setelah melewati Juli kemarin," ungkapnya.
Selain itu, angka cakupan vaksinasi Indonesia juga sudah di angka sekitar 36,37 persen dari seluruh penduduk.
Target 40 persen penduduk sudah tervaksin di akhir 2021 pun disebut Tonang bisa tercapai bila kecepatan harian stabil.
"Dengan tetap mempertahankan prokes disiplin, ini bekal berharga kita melawan gempuran Omicron."
"Baik karena yang terkena cenderung ringan, tapi juga penyebarannya tidak leluasa karena sudah banyak yang memiliki antibodi," ungkap Tonang.
