Pekerjaan Rumah Besar Menko Polhukam dan Menpora Baru usai Reshuffle oleh Presiden Prabowo 

Suprayitno menilai, langkah Presiden dalam memilih komposisi kabinet baru merupakan bagian dari hak prerogatif yang patut dihargai.

Penulis: Muhammad Iqbal Zulkarnain | Editor: Haryanto
ISTIMEWA
WAWANCARA - Pengamat Kebijakan Publik FISIP Universitas Palangka Raya, Suprayitno. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Presiden Prabowo Subianto resmi melantik sejumlah menteri, wakil menteri, dan kepala lembaga dalam reshuffle Kabinet Merah Putih sisa masa jabatan 2024-2029 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/9/2025) kemarin.

Pengamat Kebijakan Publik FISIP Universitas Palangka Raya, Suprayitno menilai, langkah Presiden dalam memilih komposisi kabinet baru merupakan bagian dari hak prerogatif yang patut dihargai.

“Dalam reshuffle lanjutan ini, tentu Presiden memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dari sisi kebijakan publik, pemilihan tim merupakan hak prerogatif Presiden yang perlu kita hargai,” ujar Suprayitno kepada TribunKalteng.com, Kamis (18/9/2025).

Baca juga: RESMI Hasil Reshuffle Kabinet Jilid 3, ini Daftar Menteri Baru Dilantik Prabowo Hari ini

Ia juga menilai, para pembantu baru presiden punya pekerjaan rumah besar ke depannya.

Terkait penunjukan Djamari Chaniago sebagai Menko Polhukam, Suprayitno menilai tantangan terbesar ialah konsolidasi nasional pasca gelombang demonstrasi beberapa waktu lalu.

“Konsolidasi nasional pasca demo kemarin tentu perlu menjadi perhatian Menko Polhukam. Termasuk memastikan keamanan para pejabat negara, baik pribadi maupun keluarga,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti kasus penjarahan rumah seorang pejabat negara berinisial SM yang memperlihatkan lemahnya sistem pengamanan pribadi pejabat.

“Jangan sampai kelemahan ini menjadi boomerang ke depan. Selain itu, masalah KKB di Papua juga masih perlu segera diselesaikan,” tegasnya.

Di sisi lain, Suprayitno menilai penunjukan Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) memberi harapan baru bagi sektor kepemudaan dan olahraga.

“Kita berharap dengan pengalaman Erick Thohir di PSSI, dia bisa maksimal menjalankan tugasnya. Tapi olahraga bukan hanya bola, sehingga ia punya tantangan agar semua cabang olahraga potensial di Indonesia bisa muncul ke permukaan dan berprestasi,” ujarnya.

Selain itu, menurut Suprayitno, pemberdayaan pemuda harus menjadi perhatian utama.

“Pemuda Indonesia harus lebih berkompeten dan siap bersaing di tingkat nasional maupun global,” katanya.

Terkait nuansa reshuffle, Suprayitno menilai susunan kabinet kali ini merupakan kombinasi antara unsur politik dan profesional.

“Masih ada dari kalangan profesional, tapi juga ada dari kalangan politik. Hal itu wajar, namun ke depan semoga lebih banyak dari kalangan profesional agar memperkecil konflik kepentingan di dalam lembaga,” ujarnya.

Ia juga menekankan, kabinet baru harus benar-benar menjawab ekspektasi publik, khususnya di bidang ekonomi yang masih belum pulih sepenuhnya.

“Saat ini perekonomian belum benar-benar pulih. Indonesia gini-gini saja di usianya ke-80. Harapannya, kabinet baru tidak banyak omong tapi banyak kerja. Asta Cita jangan hanya jadi jargon, tapi benar-benar diimplementasikan Presiden dan para menterinya ke depan,” tutupnya.

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved