Berita Kotim Kalteng

Warga Desa Bagendang Hilir Tanam Pohon Sawit di Jalan Rusak, Protes Tak Diperbaiki Selama 10 Tahun

warga Desa Bagendang Hilir, Kotim Kalteng tanam pohon sawit di tengah jalan, sebagai aksi protes karena 10 tahun jalan tak kunjung diperbaiki

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
ISTIMEWA
TANGKAPAN LAYAR - Aksi itu disebut terjadi di Jalan Garuda, simpang empat Padat Karya RT 2 RW 1, Desa Bagendang Hilir, pada Minggu (3/11/2025) kemarin. 

Ringkasan Berita:
  • Warga Bagendang Hilir Kotim, Kalteng melakukan aksi tanah pohon sawit di jalan rusak parah, sebagai bentuk protes hampir 10 tahun tak kunjung diperbaiki pemerintah.
  • Aksi tanam pohon sawit di kubangan jalan rusak itu terletak di Jalan Garuda, Simpang Empat Padat Karya.
  • Warga setempat mengaku jalan rusak mengangggu aktivitas masyarakat sekitar terlebih ketika musim hujan tiba.

 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Aksi protes sekaligus menyindir pemerintah setempat, dilakukan warga Desa Bagendang Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). 

Beberapa warga menanam pohon sawit di tengah jalan rusak parah karena jalan tersebut tak kunjung diperbaiki selama bertahun-tahun.

Video aksi penanaman pohon sawit di tengah jalan itu viral di media sosial dan menuai beragam komentar dari masyarakat. 

Dalam video tampak beberapa orang menanam bibit sawit di kubangan jalan berlumpur, disaksikan sejumlah warga lainnya. 

Aksi itu disebut terjadi di Jalan Garuda, simpang empat Padat Karya RT 2 RW 1, Desa Bagendang Hilir, pada Minggu (3/11/2025) kemarin. 

Warga mengaku nekat melakukan aksi tersebut sebagai bentuk kekecewaan terhadap pihak desa yang dianggap abai terhadap keluhan masyarakat. 

Salah satu warga berinisial I membenarkan aksi tersebut dilakukan oleh warga RT 02 yang sudah lama merasa tidak didengarkan.

Menurut I, jalan di wilayah mereka sudah rusak sejak lebih dari sepuluh tahun terakhir. 

Permintaan perbaikan sudah sering disampaikan kepada pemerintah desa, namun tidak pernah ditanggapi dengan serius. 

“Kami sudah sering meminta tolong pembakal, tapi tidak ditanggapi. Akhirnya kami tanam sawit sebagai bentuk protes,” ujarnya, Senin (3/11/2025). 

Ia menjelaskan, jalan yang rusak itu merupakan akses penting bagi masyarakat setempat, termasuk anak-anak sekolah dan kendaraan yang melintas setiap hari. 

Kondisinya semakin parah saat musim hujan karena tergenang air dan berlumpur. 

“Banyak anak sekolah lewat sini, mobil juga sering lewat. Tapi karena rusak berat, sudah susah dilalui,” katanya.

Selain menjadi akses warga, jalan tersebut juga disebut sebagai jalur penghubung antara kawasan ulu dan hilir desa. Namun, warga menilai perhatian pembangunan lebih banyak difokuskan pada wilayah hilir. 

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved