Penolakan Bangun Gereja di Kotim

Polemik Dianggap Selesai, Gerdayak Kotim Serukan Jaga Nilai Persaudaraan di Bumi Baharing Hurung

Gerdayak Kotim berikan pesan penting terkait penyelesaian polemik pembangunan gereja di Desa Sumber Makmur, Kotim Kalteng, jaga persaudaraan

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Herman Antoni Saputra
PESAN - Ketua Gerakan Dayak (Gerdayak) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kasmo, turut memberikan pesan penting terkait penyelesaian polemik pembangunan gereja di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, yang sempat memanas di media sosial, Selasa (22/7/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Ketua Gerakan Dayak (Gerdayak) Kabupaten Kotawaringin Timur Kasmo, turut memberikan pesan penting terkait penyelesaian polemik pembangunan gereja di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, yang sempat memanas di media sosial.

Kasmo menilai, penyelesaian damai atas kasus tersebut merupakan bukti bahwa masyarakat Kotim masih menjunjung tinggi falsafah lokal seperti Huma Betang dan Belum Behadat sebagai fondasi kehidupan bersama di Bumi Habaring Hurung ini.

“Kita patut bersyukur, polemik yang terjadi tidak berkembang menjadi konflik terbuka. Ini karena semua pihak menyikapinya dengan kepala dingin dan mengedepankan dialog. Ini adalah kemenangan kebersamaan,” ujar Kasmo, Selasa (22/7/2025).

Ia menegaskan, pembangunan rumah ibadah, selama berada dalam kerangka hukum dan berasal dari agama yang diakui negara, tidak boleh dihambat oleh alasan-alasan di luar konstitusi.

“Kita hidup dalam negara hukum. Kita punya agama-agama resmi yang diakui—Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Kaharingan, dan Konghucu. Selama prosesnya sesuai aturan, tidak boleh ada penolakan. Itu yang harus kita pahami bersama,” tegasnya.

Baca juga: Wabup Kotim Gelar Audiensi dengan Pihak Terkait Polemik Penolakan Bangun Gereja di Sumber Makmur

Baca juga: Pendeta Nirawati: Polemik Pembangunan Gereja Sudah Selesai, Jemaat Terdaftar Capai 40 Orang

Kasmo juga mengajak tokoh masyarakat, pemuka agama, serta generasi muda untuk terus menghidupkan nilai-nilai toleransi dan saling menghargai di tengah keberagaman.

“Keputusan rumah kita adalah keputusan untuk keselamatan bersama. Mari jaga rumah kita dengan damai, dengan nilai kekeluargaan, karena kita semua bersaudara dalam satu tanah yang kita pijak bersama,” tutupnya. 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved