Berita Kotim
BPBD Kotim Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir 14 Hari Akibat Intensitas Hujan Tinggi
BPBD Kotim menetapkan status tanggap darurat bencana banjir di Kotim selama 14 hari kedepan, lantaran intensitas di wilayah itu cukup tinggi
Penulis: Pangkan B | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kotim, tetapkan status tanggap darurat bencana banjir selama 14 hari, Jumat (3/5/2024).
Hal tersebut dilakukan mengingat sebanyak 4 kecamatan masih terdampak oleh banjir genangan maupun luapan.
Keempat kecamatan yang terdampak banjir ialah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Mentawa Hilir Utara, dan Antang Kalang.
Bupati Kotawaringin Timur, H Halikinnor melalui Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kotim, Multazam membenarkan penetapan status tanggap darurat bencana banjir.
“Penetapan status tanggap darurat bencana banjir akan berlangsung selama 14 hari, terhitung mulai tanggal 3 Mei hingga 16 Mei 2024,” terangnya.
Ia mengatakan, beberapa penyebab terjadinya banjir ialah faktor hidrometeorologi yang terus meningkat setiap tahunnya.
“Salah satu contohnya ialah curah hujan tinggi yang tidak diimbangidengan penyerapan pada tanah yang baik dan cukup,” terang Kalaksa BPBD Kotim.
Banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur, umumnya disebabkan oleh intensitas curah hujan tinggi yang disertai dengan durasi hujan yang cukup lama.
“Kondisi tersebut mengakibatkan badan sungai tidak mampu menampung aliran air permukaan yang berdampak pada air meluap ke pemukiman warga,” jelas Multazam.
Ia mengatakan, pada empat kecamatan tersebut, ketinggian air cukup beragam dan ada daerah yang terkena dampak efek domino
Pada Kecamatan Mentawa Baru Ketapang ketinggian air mencapai 20 cm hingga 60 cm dan Kecamatan Baamang ketinggian air mencapai 20 cm.
Sementara itu, pada Kecamatan Mentaya Hilir Utara ketinggian air pada Desa Bangendang Tengah mencapai 30 cm.
Banjir juga merendam Kecamatan Antang Kalang yang berjarak 7 jam hingga 8 jam dari Ibukota Kabupaten.
Ketinggian air mencapai 1 meter Desa Tumbang Gagu, Buntut Nusa, Tumbang Ngahan, Sungai Puring, Kuluk Telawang, dan Tumbang Kalang.
Baca juga: Cegah Banjir, Pemkab Kotim Bangun Katup Otomatis di Sei Baamang Kendalikan Air Hulu ke Hilir
Baca juga: Belum Selesai Hadapi Banjir Karhutla Mengintai, BPBD Kotim Sebut Ada Titik Hotspot Terpantau
Penyebab banjir semakin sering terjadi karena terjadinya pendangkalan sungai akibat proses sedimentasi pada badan sungai di daerah hilir.
Akibat terjadinya degradasi lahan di daerah hulu yang mengakibatkan peningkatkan koefisien aliran dan laju erosi.
“Selain itu, bencana banjir juga dapat semakin parah karena sampah yang menutup saluran drainase di pemukiman warga,” tutup Multazam. (*)
BPBD Kotim
status tanggap darurat bencana banjir
Bupati Kotawaringin Timur
Kecamatan Mentawa Baru Ketapang
Disdik Liburkan 4 Sekolah saat Aksi Solidaritas DPRD Kotim pada 1 September 2025 |
![]() |
---|
Demo di Sampit Kalteng, Aliansi Rakyat Sipil Gelar Aksi Damai DPRD Kotim |
![]() |
---|
ABK asal Pemalang Jateng yang Hilang Akhirnya Ditemukan di Sungai Kampung Teluk Tewah Kotim |
![]() |
---|
Tren Sepeda Listrik di Kalangan Anak di Kotim Dinilai Berbahaya, Satlantas Ingatkan Orang Tua |
![]() |
---|
Drainase di Jalan Desmon Ali Sampit Kotim Tersumbat Sampah Plastik, Bau Menyengat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.