Kotim Habaring Hurung

Belum Selesai Hadapi Banjir Karhutla Mengintai, BPBD Kotim Sebut Ada Titik Hotspot Terpantau

Belum selesai permasalahan banjir yang melanda Kotawaringin Timur, kini harus dihadapkan akan potensi karhutla dengan munculnya titik hotspot

|
Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
Dok Tribunkalteng.com
Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam K Anwar. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, baru saja menurunkan status tanggap darurat bencana banjir menjadi transisi pemulihan yang diterapkan mulai hari ini hingga 14 hari ke depan.

Meski statusnya diturunkan bencana banjir tak semerta-merta ancaman banjir sudah tidak ada.

Kepala BPBD Kotim, Multazam mengungkapkan, potensi air kembali naik di sejumlah wilayah Kotim masih mungkin terjadi.

Selain itu Pemkab Kotim juga tengah mendata dampak yang diterima masyarakat pasca bencana banjir.

Multazan mengatakan, hal tersebut menunjukan permasalahan banjir belum sepenuhnya selesai.

Kini tengah dihadapkan akan bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mengintai di Bumi Habaring Hurung tersebut.

Setidaknya hingga saat ini setidaknya ada enam titik hotspot atau titik api yang berpotensi menjadi karhutla.

Baca juga: Polda Kalteng Amankan 17 Orang Tersangka, Terkait Maraknya Karhutla Yang Terjadi Selama 2023

Baca juga: Hampir Sepekan Tak Hujan, Kabut Asap Kembali Selimuti Palangkaraya, 641 Karhutla Terjadi Selama 2023

Baca juga: 22.472 Hotspot Terdeteksi,  Luas Lahan Terbakar di Kalteng Selama Oktober 2023 Capai 2152,23 Hektare

Sebelumnya sekira 800 meter karhutla dipadamkan oleh Disdamkarmat Kotim.

Multazam menegaskan, ancaman karhutla semakin nyata dan perlu menjadi atensi bersama.

"Sejauh ini yang hotspot yang terpantau berada di wilayah Utara Kotim," jelas Multazam, Sabtu (23/3/2024).

Multazam menjelaskan saat ini petugas BPBD Kotim tengah memastikan jumlah titik hotspot yang telah terpantau.

Lebih lanjut Multazam, mengingatkan hukuman bagi pembakar lahan semakin berat dan tegas.

Oleh karena itu dirinya meminta agar masyarakat jangan teledor untuk membakar lahan hingga kebakaran membesar.

"Memang betul menguntungkan yang membakar lahan, tapi orang sekitar yang merasakan kerugiannya," tukas Multazam. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved