Berita Kotim

4 Tahun Siswa dan Guru SMPN 3 Sampit Berjuang Jalani Proses Belajar dengan Gangguan Bau Sampah

Guru dan siwa SMPN 3 Sampit sudah empat tahun terakhir berjuang menjalani proses belajar sambil menghidup bau sampah yang mengganggu konsentrasi

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Ahmad Supriandi
Kondisi depo sampah di dekat SMPN 3 Sampit terlihat sampah yang menumpuk, Senin (15/1/2024). 

Meski begitu belum bisa dipastikan sampai kapan kondisi ini berlangsung, bisa saja beberapa tahun ke depan bau dari depo sampah tersebut begitu mengganggu, hingga membuat masyarakat tidak mau menyekolahkan anaknya di SMPN 3 Sampit karena khawatir kondisi udara yang tak sehat.

Baca juga: 165 Ton Sampah Usai Malam Tahun Baru di Palangkaraya, Didominasi Botol Minuman dan Sisa Makanan

Khadijah berharap pihak DLH Kotim bisa memperhatikan kondisi yang mereka alami.

Sampai sekarang dirinya masih menyayangkan keputusan membangun depo sampah di dekat sekolah.

Tidak sekali dua kali tamu Khadijah dari Provinsi dan pusat mengeluhkan bau sampah yang tercium saat berkunjung ke SMPN 3 Sampit.

Khadijah bukan tidak mendukung program DLH terkait pengelolaan sampah di Sampit, justru sebaliknya ia sangat mendukung program-program dari DLH terbukti penghargaan adiwiyata yang diraih SMPN 3 Sampit.

"Kami sangat mendukung program-program DLH, penghargaan adiwiyata yang kami terima juga membuat DLH Kotim diacungi jempol," terang Khadijah.

Ia hanya berharap pembangunan depo sampah di dekat sekolah dikaji ulang agar tak mengganggu konsentrasi belajar murid-muridnya.

"Semoga kondisi kami di sini juga diperhatikan dan keputusan membangun depo sampah dekat sekolah bisa dikaji ulang," tutup Khadijah. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved