Berita Kotim

Film 'Ternyata Aku Korban' Kolaborasi Apik Siswa SMAN-MAN Kotim, 'Perang' Pelaku Bullying

Film berjudul 'Ternyata Aku Korban' ini diputar dalam kegiatan nonton bareng yang diikuti ratusan pelajar SD dan SMP se-Kabupaten Kotawaringin Timur.

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Haryanto
TRIBUNKALTENG.COM/HERMAN ANTONI SAPUTRA
PEMERAN FILM - Pemeran film, Destry Adelia, menyampaikan, karya ini mencoba menyuarakan keresahan banyak pelajar yang mengalami tekanan secara verbal maupun fisik di sekolah usai pemutarannya, Kamis (7/8/2025).  

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Upaya mencegah kekerasan di lingkungan sekolah terus digalakkan, termasuk melalui pemutaran film pendek bertema perundungan atau bullying yang diproduksi dan diperankan langsung oleh pelajar SMA di Kota Sampit.

Film berjudul 'Ternyata Aku Korban' ini diputar dalam kegiatan nonton bareng yang diikuti ratusan pelajar SD dan SMP se-Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kamis (7/8/2025), di Gedung Serbaguna Jalan HM Arsyad, Sampit.

Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKSP) Kotim dan Komunitas 20/20 Vision, dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional.

Baca juga: Angkat Masalah Perundungan melalui Film “Ternyata Aku Korban”, Kadisdik Kotim Dorong Siswa Peduli

Film berdurasi singkat ini mengangkat cerita keseharian remaja yang menjadi korban perundungan, baik di sekolah maupun lingkungan sekitar. 

Produksi film ini juga menandakan kolaborasi apik siswa antarsekolah di Kotim.

Naskah dan akting dibawakan oleh siswa SMAN 1 Sampit, sementara proses produksi ditangani tim dari MAN Kotim.

Satu diantara pemeran, Destry Adelia menyampaikan, film ini mencoba menyuarakan keresahan banyak pelajar yang mengalami tekanan secara verbal maupun fisik di sekolah.

Ini menjadi bagian dari 'perang' terhadap pelaku bullying atau perundungan.

"Pesannya jelas, perundungan itu nyata dan dampaknya bisa menghancurkan masa depan seseorang. Semoga lewat film ini, para siswa bisa lebih peduli terhadap teman sekelasnya," ujarnya.

Pelajar lainnya, Zenzia Taulina S juga ikut ambil bagian dalam film ini. 

Selain berperan sebagai sahabat tokoh utama, ia turut membantu dalam penulisan skenario dan pemilihan aktor.

“Saya merasa terlibat penuh. Ini bukan hanya soal akting, tapi juga soal belajar empati, memahami luka yang dialami korban bullying,” kata Zenzia, yang kini duduk di bangku kelas XII.

Ia berharap karya mereka bisa menggugah kesadaran pelajar lain untuk tidak membiarkan praktik perundungan terus terjadi. 

“Remaja perlu lebih peka dan berhenti menormalisasi kekerasan sekecil apa pun bentuknya,” tambahnya.

Film edukatif ini disambut hangat para peserta nobar. 

Banyak yang mengaku baru menyadari bahwa tindakan yang dianggap bercanda ternyata bisa melukai secara mendalam.

Pihak Dinas Pendidikan Kotim pun mengapresiasi keterlibatan aktif siswa dalam menciptakan karya yang mampu menyuarakan isu sosial dengan pendekatan kreatif. 

Mereka berharap lebih banyak sekolah termotivasi untuk melakukan kampanye serupa. 

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved