Kadinkes Kalteng: Waspada Ibu Hamil Rentan Tertular, Gejala Cacar Monyet Mirip Cacar Air

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Penyakit Cacar Monyet masuk ke Indonesia dan beberapa kasus pun telah terindikasi terinfeksi penyakit Cacar Monyet.

Bahkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), bersama para ahli epidemiologi memprediksi jumlah kasus Cacar Monyet atau monkeypox di Indonesia dapat mencapai 3.600 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, Suyuti Syamsul mengatakan bahwa penyakit Cacar Monyet merupakan penyakit zoonisis langka.

“Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox, yang menimbulkan ruam dan lesi lepuh berisi air atau nanah pada kulit,” ujarnya saat dihubungi Tribunkalteng.com, pada Jumat (27/10/2023).

Baca juga: Cegah Penularan Cacar Monyet, Dinkes Kotim Minta Masyarakat Terapkan PHBS

Baca juga: Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati Cacar Monyet atau Monkeypox, WHO Tetapkan Status Darurat

Virus Cacar Monyet diketahui dapat menular pada hewan dan manusia melalui berbagai cara.

Selain itu, Ibu Hamil yang terpapar dapat menginfeksi ke janin melalui tali pusar, menjadi kelompok rentan terhadap virus Cacar Monyet.

“Virus tersebut juga dapat menyebar dari hewan ke manusi melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi Cacar Monyet,” ungkap Suyuti.

Selain itu, virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung melalui cairan tubuh atau luka terbuka pada yang terinfeksi.

“Virus cacar monyet juga dapat ditularkan pula dari manusi ke manusia melalui kontak langsung dari luka, koreng, dan cairan tubuh penderita Cacar Monyet,” ungkapnya.

Penyakit juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan, terutama saat melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan setiap harinya.

Baca juga: BKSDA Kalteng Terbitkan Surat Pelarangan Topeng Monyet, Saksinya Penyitaan dan Binaan

Baca juga: Dicurigai Terinfeksi Cacar Monyet, Remaja Singkawang Jalani Isolasi Ketat di RSUD Soedarso Pontianak

“Gejala cacar monyet cukuo mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan, gejalan menimbulkan ruam, dan lesi lepuh berisi air atau nanah pada kulit, nyeri otot, dan kelelahan,” tutup Suyuti Syamsul. (*)