Udara Palangkaraya Berbahaya

ISPU di Barsel Sempat Status Berbahaya Beberapa Hari, Diduga Asap Kiriman Kabupaten Tetangga

Indeks Standar Pencemaran Udara atau ISPU di Barsel sempat beberapa hari berbahaya dampak dari Karhutla yang terjadi di Kalimantan Tengah.

|
Editor: Fathurahman
tribunkalteng.com / faturahman
Kapolres Barsel AKBP Yusfandi Usman, Kamis (4/10/2023) saat menjelaskan terkait status ISPU di Barsel dan kondisi Karhutla di Barsel saat ini. 

TRIBUNKALTENG.COM, BUNTOK - Indeks Standar Pencemaran Udara atau ISPU di Barsel sempat beberapa hari berbahaya dampak dari Karhutla yang terjadi di Kalimantan Tengah.

Kondisi asap pekat yang menyebabkan ISPU di Barsel Berbahaya tersebut, baru terjadi dalam tahun 2023 ini saja. Sebelumnya, belum pernah terjadi hingga kualitas Udara atau ISPU di Barsel dalam status berbahaya.

ISPU di Barsel dengan status sangat tidak sehat sempat terjadi sekitar dua minggu dalam musim kemarau tahun 2023 ini. "Ya, sempat dua minggu ISPU Barsel dengan status sangat tidak sehat," ujar Kapolres Barsel AKBP Yusfandi Usman, Kamis (4/10/2023) saat ditemui di Palangkaraya.

Saat ditanya Karhutla di Barsel saat ini, Mantan Kasat Reskrim Polresta Palangkaraya ini, mengungkapkan, status ISPU di Barsel saat ini sudah menurun dari sebelumnya berbahaya menjadi tidak sehat PM 2,5 dengan angk 191." Saat ini kondisi ISPU di Barsel statusnya tidak sehat, memang sempat juga hitam dengan status berbahaya hingga beberapa hari," ujarnya.

Baca juga: Karhutla di Kalteng Semakin Sporadis, BNPB Kerahkan 6 Helikopter Water Bombing Lakukan Pemadaman

Baca juga: BREAKING NEWS, Pemadaman Karhutla di Kalteng Manfaatkan Teknologi Modifikasi Cuaca Hujan Buatan

Baca juga: Karhutla di Kotim Sporadis, Bupati Kotim Halikinnor Usulkan Teknologi Modifikasi Cuaca Hujan Buatan 

Yusfandi mengungkapkan, setelah pihaknya memantau dari aplikasi , ternyata kebakaran lahan di Barsel kecil saja sedangkan di kabupaten tetangga cukup banyak.

" Paling banyak hotspot di Barsel hanya empat titik saja, itupun adanya di Kecamatan Jenamas yang berbatasan dengan Kapuas berada dipinggiran kota Buntok," ungkapnya sembari menunjukkan peta hotspot di Barsel melalui ponselnya.

Dari data hotspot yang terpantau melalui aplikasi karhutla ternyata kebanyakan kebakaran lahan terjadi di kabupaten tetangga. "Kami menduga kabut asap pekat yang terjadi di Barsel merupakan kiriman dari kabupaten tetangga," ungkapnya.

Hal tersebut sangat logis, karena Kecamatan Jenamas di Barsel berbatasan langsung dengan Kabupaten Kapuas." Kami menduga asap yang masuk ke wilayah Barsel terutama di Sanggu dan Jenamas adalah kiriman," ujarnya.

Yusfandi juga mengunkapkan, pihaknya selalu update data hotspot dan Karhutla di Barsel kepada Polda Kalteng."Kami intens memantau perkembangan hotspot dan Karhutla di Barsel untuk laporan ke Polda Kalteng," ujarnya.

Selain itu ujar Yusfandi, pihaknya juga rutin memberikan edukasi dan sosialisasi kepada warga Barsel agar tidak membakar lahan, karena saat ini rawan terjadi kebakaran. "Sosialisasi dan edukasi dilakukam melalui petugas di lapangan yang langsung ke Warga Barsel," ungkapnya.

Bukan hanya itu, dalam melakukan pemadaman lahan terbakar, pihaknya sudah ada kesepakatan dengan pelaku usaha yakni perusahaan PT Adaro dan PT Mutu."Kami terbantu dengan adanya perusahaan yang ada di Barsel," ungkapnya.

Sementara itu, berdasarkan data yang terupdate melalui aplikasuli ISPUnet, saat ini hanya Kota Palangkaraya yang berstatus ISPU Berbahaya sedangkan Kotim mengalami penurunan dari ISPU Berbahaya menjadi sangat tidak sehat. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved