ISPU Kotim Berbahaya

Angka ISPA di Kotim Bulan September Tembus Hingga 3208 Kasus, Tertinggi Sejak Januari 2023

Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA di Kotim terus mengalami peningkatan bahkan saat ini paling tinggi sejak Bulan Januari 2023.

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
IST/Isra
Kabut asap tebal yang menyelimuti Sampit disebut-sebut sebagai penyebab utama meningkatnya kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA di Kotim. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA di Kotim terus mengalami peningkatan bahkan saat ini paling tinggi sejak Bulan Januari 2023.

Pada minggu terakhir bulan September 2023 lalu, angka penderita infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA di Kotim terus meningkat.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim mencatat selama bulan September angka ISPA di Kotim mencapai 3208.

Dengan demikian, angka ISPA di Kotim pada bulan September menjadi yang paling tinggi sejak Januari 2023.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinkes Kotim Umar Kaderi melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nugroho Kuncoro Yudho, pada rapat evaluasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Senin (02/10/2023).

Baca juga: ISPU Kotim Berbahaya, Disdik Mulai Terapkan Kegiatan Belajar Mengajar Dari Rumah atau Daring

Baca juga: ISPU Kotim Berbahaya Kualitas Udara Memburuk, Dinkes Bagikan Masker Gratis ke Pengendara di Sampit

Baca juga: BREAKING NEWS, ISPU Kotim Berbahaya, Pemkab Perpanjang Status Tanggap Darurat Bencana Karhutla

“Untuk perkembangan kasus ISPA di Kotim saat ini masih mengalami tren peningkatan, pada minggu 36 menuju 37 sempat turun, tapi kemudian naik lagi,” ungkapnya.

Dia juga mengungkapkan, tingginya kasus ISPA di Kotim tersebut tak lepas dari kabut asap imbas karhutla yang masih marak terjadi di Kotim.

Bahkan, berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kotim pada tanggal 1 dan 2 Oktober ini menunjukan tanda berbahaya dengan indikator warna hitam.

Kendati angka ISPA di Kotim tersebut sempat turun pada minggu kedua September lantaran adanya hujan, namun pada minggu ketiga dan keempat angka ISPA kembali meningkat.

Lebih rincinya data ISPA di Kotim di bulan September antara lain, minggu pertama 834 kasus, minggu kedua 667 kasus, minggu ketiga 819 kasus, dan minggu keempat 888 kasus.

“Pada minggu terakhir bulan September atau minggu 39 tahun 2023, ISPA Kotim mencapai 888 kasus. Paling banyak di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang sekitar 500 kasus, sisanya tersebar di 16 kecamatan,” lanjutnya.

Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA di Kotim terus mengalami peningkatan bahkan saat ini atau Bulan September 2023, paling tinggi dibanding bulan lainnya dilihat sejak Bulan Januari 2023.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA di Kotim terus mengalami peningkatan bahkan saat ini atau Bulan September 2023, paling tinggi dibanding bulan lainnya dilihat sejak Bulan Januari 2023. (IST / Isra)

Dalam upaya menekan kasus ISPA tersebut, Dinkes Kotim telah melakukan beberapa hal.

Antara lain, mengingatkan seluruh puskesmas untuk memastikan ketersediaan logistik dan promosi kesehatan, melaksanakan penyuluhan keliling terkait kewaspadaan terhadap kabut asap, membagikan masker di jalanan, dan menyediakan layanan oksigen di puskesmas.

Terlepas dari berbagai upaya tersebut cara paling jitu untuk menekan angka ISPA ini adalah dengan menghentikan terjadinya karhutla.

Pihaknya hanya bisa berharap musibah Karhutla di Kotim dapat segera berakhir. Karena karhutla tersebut lah yang menjadi akar dari kualitas udara yang memburuk saat ini. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved