Berita Kalteng

Khawatir Bahasa Siang di Puruk Cahu Punah, Balai Bahasa di Kalteng Lakukan Upaya Revitalisasi

Balai Bahasa di Kalteng berupaya menjaga agar bahasa daerah di Kalteng tidak punah kaibat kemajuan teknologi sehingga dilakukan revitalisasi.

Penulis: Lidia Wati | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com / Lidia Wati
Kepala Balai Bahasa di Kalteng Muhammad Muis, saat ditemui awak media, di PALMA Palangkaraya, Sabtu (16/9/2023) 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Balai Bahasa di Kalteng berupaya melakukan pelestarian bahasa lokal, salah satunya bahasa siang.

Keragaman bahasa daerah di Kalteng merupakan warisan budaya yang harus terus dijaga melalui berbagai upaya pelestarian budaya bangsa.

Kepala Balai Bahasa di Kalteng Muhammad Muis mengatakan bahasa daerah di Kalteng harus tetap lestari.

"Tahun sekarang kegiatan yang kita sebut dengan revitalisasi bahasa daerah jadi program Merdeka belajar dari Kementerian Pendidikan kemudian riset dan teknologi, pada tahun ini balai bahasa Provinsi Kalimantan Tengah mengadakan revitalisasi bahasa daerah atau 8 bahasa daerah yang ada di Kalimantan Tengah," ucapnya.

Ia mengungkapkan, pihaknya kini mulai menggencarkan sosialisasi kepada guru-guru di semua Kabupaten/Kota terkait pelestarian bahasa daerah.

Baca juga: Viral di Medsos Pria Pakai Topi Ditangkap, Diduga Pelaku Pencopetan di Kawasan Istana Bogor

Baca juga: Pemprov Kalteng Rencanakan Bangun Jalan Khusus, Untuk Angkutan Hasil Tambang dan Kebun Sawit

Baca juga: Gelar Operasi Pasar Murah, Upaya Pemko Palangkaraya Menjaga Stabilitas Harga Sembako di Pasaran

"Kegiatan itu sudah dimulai dengan sosialisasi kemudian ada bimteknya sekitar 1 minggu kemarin itu para guru diminta ke sekolah-sekolah kepada siswa di wilayah masing-masing di seluruh kabupaten di 14 Kabupaten Kota Kalimantan Tengah kemudian dalam suasana sekarang untuk melestarikan bahasa daerah," katanya.

"September hingga Oktober Tahun ini para pejabat yang p di kabupaten kota sedang gencar untuk merencanakan kegiatan lomba Festival Tunas bahasa Ibu.  Jadi kita harus terus melestarikan baha daerah agar tidak punah dari Kalimantan Tengah ini karena itu salah satu wirisan budaya kita," sambungnya.

Lanjutnya, bahasa daerah itu harus Lestari suku yang ada di sini berarti bahasa Melayu, Dayak Bakumpai, Dayak Ngaju, Dayak Ot. Danum dan lain-lain.

"Jadi hampir ada 5 kampung di Puruk Cahu itu yang di kampung itu bahasa siang hampir tidak dipakai lagi itu salah ya itu salah satu penyebabnya adalah salah satu diantara beberapa penyebab generasi muda sudah kurang memakai bahasa daerah," ujarnya.

"Saya khawatir jika 5 desa tersebut tidak lagi menggunakan bahasa daerah maka bahasa siam itu akan menjadi masalah dan hilangnya bahasa siam," lanjutnya.

Ia menyampaikan pihak nya juga sudah berkoordinasi dengan stakeholder terkait agar bahasa daerah ini bisa dimasukkan ke dalam mata pelajaran sesuai dengan daerahnya masing-masing.

"Saya juga berharap masyarakat tidak malu untuk menggunakan bahasa daerahnya seperti pada kegiatan sehari-hari atau tidak formal," tutupnya. (*)

 

 

--

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved