Berita Kotim

Upaya Tekan Angka ISPA Dampak Karhutla, Dinkes Kotim Ajukan Permintaan 250 Ribu Masker ke Kemenkes

Dinkes Kotim mengajukan permintaan masker ke Kemenkes melalui Dinkes Provinsi Kalteng upaya tekan angka ISPA dampak akibat karhutla di Kotim

Penulis: Devita Maulina | Editor: Sri Mariati
Pexels
Dinkes Kotim meminta bantuan masker ke Kemenkes melalui Dinkes Provinsi Kalteng, upaya menekan angka ISPA dampak dari karhutla di Kotim. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengajukan permintaan 5.000 kotak, atau 250 ribu picis Masker ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Dinkes Provinsi Kalteng.

Hal ini sebagai salah satu upaya Dinkes Kotim untuk menekan angka kasus infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), mengalami tren peningkatan imbas dari penurunan kualitas udara akibat maraknya kebakaran hutan atau lahan (karhutla).

"Seperti yang kita ketahui, bahwa angka ISPA di Kotim meningkat pesat sehubungan dengan maraknya karhutla. Banyaknya partikel debu dan abu yang beterbangan di udara berdampak pada kesehatan. Untuk itu kami pun mengambil langkah-langkah guna menekan kasus ISPA tersebut," kata Kepala Dinkes Kotim, Umar Kaderi, Sabtu (16/9/2023).

Berdasarkan data Dinkes setempat, terhitung dari Januari hingga Agustus 2023 angka ISPA di Kotim mencapai 15.462 kasus. Kasus ISPA berdampak pada semua kategori usia, baik itu balita, anak-anak, dewasa, hingga lansia.

Baca juga: Angka ISPA di Kotim Capai 15.462 Kasus, Peningkatan Signifikan di Agustus 2023

Baca juga: Kasus Penyakit ISPA Mulai Meningkat di Kotim, Dinkes Ingatkan Masyarakat Jaga Kesehatan

Hal ini bisa dilihat dari total kasus ISPA Kotim selama 8 bulan terakhir yang terdiri dari 4.424 balita, 2.639 anak-anak, 7.489 dewasa dan 910 lansia.

Peningkatan kasus ISPA ini terlihat dari Juli seiring dengan dampak musim kemarau yang mulai menguat. Yakni, naik sekira 16 persen dari bulan Juni, dengan angka kasus ISPA di Kotim Juli sebesar 2020 kasus.

Kemudian, pada Agustus kembali meningkat sebesar 26 persen dibanding Juli karena maraknya karhutla. Dengan angka ISPA di Kotim mencapai 2.708 kasus.

Untuk itu, Dinkes Kotim melakukan beberapa langkah strategis guna menekan angka kasus ISPA, salah satunya dengan pengajuan permintaan masker yang nantinya, jika disetujui dan mendapat distribusi dari pusat.

Maka masker-masker tersebut akan dibagikan ke masyarakat. Agar setidaknya bisa mengurangi dampak dari paparan kualitas udara yang buruk akibat kabut asap dan abu sisa karhutla.

"Namun, untuk saat ini kami belum mendapat informasi lebih lanjut, apakah disetujui atau tidak. Bila permintaan itu nanti disetujui, maka Masker tersebut akan kami distribusikan ke masyarakat," ungkapnya.

Selain usulan Masker, beberapa langkah lain yang dilakukan Dinkes Kotim dalam upaya menekan kasus ISPA ini adalah, menyurati seluruh rumah sakit dan puskesmas untuk mengantisipasi penyakit ISPA yang rawan terjadi di musim kemarau dengan penyediaan logistik dan promosi kesehatan.

Baca juga: Musim Kemarau Cuaca Panas Ekstrem, Dinkes Kota Palangkaraya Ingatkan Warga Waspadai Penyakit ISPA

Baca juga: Meski Kualitas Udara di Kotim Memburu Tidak Sehat, Kasus ISPA dan Diare Masih Stabil

Membuat surat edaran untuk kewaspadaan wabah ISPA dan diare. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim, untuk penjadwalan ulang waktu belajar siswa selama musim kemarau, terutama ketika terjadi kabut asap dan lingkungan sekolah terdampak kabut asap.

Lalu, melaporkan kondisi karhutla maupun kabut asap ke Dinkes Provinsi Kalteng dan Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes. Dan terakhir melaksanakan penyuluhan keliling terkait kewaspadaan kabut asap. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved