Berita Kotim

KLM Berkat Santosa Jaya Tenggelam di Ujung Pandaran Kotim, Kru Sempat Terombang-Ambing 7 Jam di Laut

Kru KLM Berkat Sentosa Jaya menceritakan hingga kapal yang mereka tumpangi terbalik di perairan Ujung Pandaran Kotim.

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
tribunkalteng.com / devita maulina
Sahriadi Nahkoda Kapal saat menceritakan kronologi kapal tenggelam yang ia dan timnya alami. Kapal Layar Motor atau KLM Berkat Sentosa Jaya bermuatan 800 ton pupuk tenggelam di Perairan Ujung Pandaran Kotim.  

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Kru KLM Berkat Sentosa Jaya menceritakan hingga kapal yang mereka tumpangi terbalik di perairan Ujung Pandaran Kotim.

Kru KLM Berkat Sentosa Jaya yang mengangkut pupuk terbalik di Perairan Ujung Pandaran Kotim sempat terombang ambing di laut selama 7 jam di laut.

Kapal Layar Motor atau KLM Berkat Sentosa Jaya bermuatan 800 ton pupuk terbalik di Perairan Ujung Pandaran Kotim, tepatnya di Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Senin (28/08/2023).

Nakhoda KLM Berkat Sentosa Jaya bernama Sahriadi menceritakan kronologi kapal tenggelam yang membuat ia bersama 7 orang rekannya harus terombang-ambing selama kurang lebih 7 jam di laut.

Sahriadi menyampaikan, mereka mulai melakukan pelayaran dari Bontang, Kalimantan Timur, pada tanggal 4 Agustus 2023, dengan tujuan Sampit, Kotim, Kalimantan Tengah.

Baca juga: Karhutla di Palangkaraya Makin Sporadis, Polresta Palangkaraya Lakukan Pendalaman dan Penyelidikan

Baca juga: 8 Kru Kapal Selamat di Perairan Ujung Pandaran Kotim, Basarnas Palangkaraya Terbantu Titik Koordinat

Baca juga: Kasus ISPA di Palangkaraya Meningkat, Udara Tercemar Asap Warga Diminta Pakai Masker Saat Bepergian

Dalam pelayarannya mereka terpaksa dua kali menepi ke daratan untuk menghindari gelombang tinggi.

“Kami sempat beberapa kali menepi untuk menghindari gelombang tinggi. Lalu pada hari Sabtu (26/08/2023), kami kembali melakukan pelayaran,” ujarnya, Selasa(29/08/2023).

Saat melanjutkan perjalanan yang kesekian kalinya ini, mereka kembali dihadapkan dengan hantaman gelombang tinggi, yang diperkirakan mencapai 2 meter.

Hingga pada akhirnya, Senin dini hari sekira pukul 02:00 WIB kapal yang mereka tumpangi mulai kemasukan air.

Saat itu, ia bersama timnya masih berusaha mengendalikan kapal agar tidak tenggelam, namun upaya itu sia-sia.

Sampai pada pukul 12:00 WIB situasi sudah tidak bisa dikendalikan karena air sudah terlalu banyak masuk dan ombak masih terus menghantam disertai angin kencang.

“Melihat kondisinya yang sudah tidak bisa dikendalikan, saya meminta awak saya untuk bersiap-siap menyelamatkan diri, karena kondisi kapal tidak aman lagi,” ujarnya.

Setelah melakukan persiapan dan merakit Life Raft atau perahu karet, sekira pukul 13:00 WIB, ia bersama timnya sudah sepenuhnya meninggalkan kapal.

Kurang lebih 15-30 menit sebelum kapal tenggelam mereka berhasil mencapai jarak aman sekira 100 meter dari lokasi kapal.

“Sebelum kapal tenggelam sepenuhnya kami harus cepat meninggalkan kapal, karena takut ikut terseret ke dalam laut saat kapal tenggelam. Kurang lebih 15-30 menit sebelum kapal tenggelam kami sudah bergeser dari kapal sejauh 100 meter,” jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved