Berita Kotim

Suka-Duka Petugas BPBD Kotim Dalam Memadamkan Kebakaran Lahan, Pergi Pagi Pulang Pagi

Tidak mudah menjalankan tugas sebagai petugas BPBD Kotim saat menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang saat ini marak.

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
IST / BPBD Kotim
Petugas BPBD Kotim berjibaku memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jalan Lingkar Utara Kota Sampit. 

Kondisi ini pun sempat dikeluhkan sang istri, namun menurut Miji pada akhirnya sang istri memaklumi dan paham dengan pekerjaannya sebagai petugas BPBD yang harus siap siaga memadamkan karhutla.

Kendati terkesan banyak dukanya, tapi Miji mengaku masih bisa merasakan suka dari pekerjaan yang dijalaninya.

Khususnya dari segi kekompakan dan keakraban sesama petugas BPBD yang semakin terjalin erat. 

Ditengah penatnya memadamkan karhutla, mereka sering bersenda gurau untuk mencairkan suasana, sehingga perasaan terasa lebih ringan. Apalagi dikerjakan bersama-sama.

Hal serupa pun diungkapkan oleh Purwadi, salah seorang petugas BPBD yang sering dijuluki ketua regu oleh rekan-rekannya.

Ia menyebutkan, kendala yang dihadapi ditengah banyaknya karhutla memang banyak. Tapi yang terpenting adalah menjaga kekompakan dan solidaritas antar sesama personel BPBD.

“Untuk menangani karhutla yang marak seperti saat ini kekompakan itu sangat penting. Sehingga seberat apa pun tugas yang dijalankan bisa terasa lebih ringan,” ucapnya.

Purwadi juga menceritakan pengalamannya ketika menghadapi situasi yang cukup menyulitkan saat menangani karhutla.

Titik api yang berada cukup jauh di tengah hutan, tanpa ada jalan, serta minim sumber air. Membuat timnya harus memutar otak agar air bisa sampai ke lokasi kebakaran.

Beberapa pilihan tindakan yang bisa diambil kala itu adalah dengan melakukan penyekatan di sekitar karhutla, menyambung selang, atau menggunakan embung air secara estafet, yang tentunya semua itu membutuhkan waktu, tenaga, dan kekompakan personel lapangan.

“Belum lagi yang cidera seperti tertusuk kayu dan semacamnya, dikondisi seperti itu personel kami saling membantu. Untungnya, sejauh ini cidera yang dialami ringan-ringan saja,” imbuhnya.

Purwadi pun berharap adanya perhatian dari pemerintah dalam hal alat perlindungan diri (APD). Ia menjelaskan, memang saat ini masing-masing personel sudah memiliki APD, tapi dengan maraknya karhutla yang terjadi saat ini dirasa perlu adanya APD cadangan bagi mereka yang bertugas di lapangan.

Disisi lain, Purwadi mewakili rekan-rekannya meminta kesadaran masyarakat untuk tidak membakar lahan sembarangan.

Apalagi, di musim kemarau seperti sekarang yang menyebabkan potensi kebakaran meningkat, ditambah struktur lahan gambut di Kotim yang sulit dipadamkan sehingga menyebabkan kabut asap.

“Kasihan kalau masyarakat kita harus menghirup asap yang tidak sehat, maka dari itu demi kebaikan bersama hindarilah pembakaran lahan,” pintanya.

Pesan serupa pun disampaikan Miji, “Jangan lah membuka lahan dengan cara membakar, takutnya api meluas dan sulit dipadamkan. Dampaknya pasti ke masyarakat juga. Yang kasihan itu anak-anak yang masih sekolah, bayi dan balita kalau harus menghirup udara yang tercemar asap,” ujarnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved