Berita Kotim

Tarian Tradisional Kolosal Ditampilkan Saat Upacara HUT Ke-78 RI di Stadion 29 November Sampit

Apel memperingati HUT Ke-78 RI turut dimeriahkan dengan penampilan tarian tradisional kolosal Bhayangkari Kotim.

|
Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com/ Devita Maulina
Pertunjukan salah satu kelompok dalam Tari Tradisional Kolosal Bhayangkari Kotim, turut memeriahkan upacara Peringatan Hari Ulang Tahun atau HUT ke-78 RI tahun 2023. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Apel memperingati HUT Ke-78 RI turut dimeriahkan dengan penampilan Tarian Tradisional Kolosal Bhayangkari Kotim.

Tarian Tradisional Kolosal ikut memeriahkan upacara peringatan Hari Ulang Tahun  atau HUT ke-78 RI tahun 2023 di lingkungan Pemkab Kotim.

Tarian Tradisional Kolosal yang turut ditampilkan dalam  HUT Ke-78 RI tersebut diinisiasi oleh Ketua Bhayangkari Kotim, Ririn Sarpani.

Dibawah binaan istri Kapolres Kotim AKBP Sarpani, sebanyak 202 penari sukses menampilkan tarian yang ciamik sebagai penutup upacara HUT RI yang dilaksanakan di lapangan Stadion 29 November Sampit, Kamis (17/08/2023).

“Motivasi kami dalam pagelaran ini yang utama untuk memperkenalkan kepada generasi muda akan aneka ragam budaya yang ada di Indonesia,” tutur Ririn.

Baca juga: Gempa Terkini Kamis 17 Agustus 2023 Malam, Magnitudo 5,2 SR Baru Saja Guncang Takengon Aceh Tengah

Baca juga: Sekjen PDIP Soroti Program Food Estate, Pengamat Menilai Bagian Dari Kontrol Terhadap Pemerintah

Baca juga: Upacara HUT Ke-78 RI Berlangsung Sukses, Bupati Kotim Halikinnor Puji Performa Paskibraka

Tak sekedar membina, dia juga turut dalam pertunjukan tari yang dinamakan Pagelaran Rayantra, Indonesia Raya Nusantara dari Sanggar Mantra Bumi yang berarti ilmu dari bumi tersebut.

Bukan hanya orang dewasa, dalam pertunjukan tari kolosal ini juga melibatkan anak-anak dari putra-putri Polri, TNI, maupun masyarakat umum. Mulai dari TK, SD, SMP, SMA sederajat yang ada di Kotim, khususnya Kota Sampit.

Bahkan, ada beberapa anak yang belum memasuki masa sekolah. Selain itu, pihaknya juga melibatkan persatuan setia hati terate (PSHT) dan taekwondo dari Polwan Polres Kotim. 

Dengan mengenakan berbagai baju tradisional, para penari ini dibagi dalam beberapa kelompok untuk menampilkan tarian dan nyanyian yang mewakili berbagai daerah sesuai dengan pakaian yang dikenakan. 

Sekilas tentang awal mula tercetusnya ide untuk menggelar pertunjukan tari kolosal, Ririn mengungkapkan konsep pertunjukan itu dimulai pada 1 Juli 2023 lalu.

Kala itu ia mendapat dorongan dari masyarakat untuk membuat suatu pagelaran budaya dengan melibatkan anak-anak.

“Atas dorongan itu saya mulai menyusun konsepnya, kemudian dilanjutkan dengan latihan yang memakan waktu 1 bulan lebih, yakni dari Juli hingga pertengahan Agustus,” ungkapnya.

Dalam prosesnya, ia mengaku menghadapi beberapa kendala. Pertama dari segi aransemen lagu, karena di Kotim belum ada sosok yang mumpuni, sehingga ia sampai harus mendatangkan seorang guru musik dari luar daerah dan ia pun turut berkolaborasi dalam aransemen tersebut.

Kendala kedua, yakni sulitnya mengarahkan anak-anak, khususnya mereka yang belum bersekolah, untuk bisa menari dengan baik.

Namun, dengan kesabaran dan ketelatenan dalam pembinaan akhirnya anak-anak itu bisa menampilkan tarian dengan baik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved