Berita Kotim
Program Vaksinasi Rabies Terkenda Stok, Dinas Pertanian Kotim Usul 4000 Vaksin ke Pemprov Kalteng
Program vaksinasi rabies terkendala stok menipis, Dinas Pertanian Kotim segera Usulkan 4000 Vaksin ke Pemprov Kalteng.
Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Program vaksinasi rabies terkendala stok menipis, Dinas Pertanian Kotim segera Usulkan 4000 Vaksin ke Pemprov Kalteng.
Vaksinasi rabies secara serentak biasanya jadi agenda rutin Dinas Pertanian Kotim setiap tahunnya.
Namun, hingga pertengahan tahun 2023 ini kegiatan vaksinasi rabies yang biasa digelar Dinas Pertanian Kotim belum bisa dilaksanakan karena kurangnya stok vaksin yang ada di Dinas Pertanian Kotim.
Kepala Dinas Pertanian Kotim melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Endrayatno menyampaikan saat ini sisa stok vaksin rabies yang tersedia hanya sekira 300 vaksin. Sedangkan, untuk kegiatan vaksinasi serentak biasanya butuh sekira 4000 vaksin.
Baca juga: Cegah Atlet Berperan Ganda di Porprov Kalteng 2023, Pendaftraan Dibagi Dalam Tiga Tahapan
Baca juga: Pria di Pontianak Ini Dibekuk, Bakar Pabrik Karet Tempatnya Bekerja Akibat Kecewa Saudara Dipecat
Baca juga: Kejahatan Siber Pemerasan VCS Marak, Januari Hingga Juni 2023, Ada 38 Laporan Masuk Polda Kalteng
“Rencananya dalam waktu dekat kami ingin menggelar vaksinasi rabies lagi, tapi stok vaksin kami sedikit, sekira 300 vaksin. Paling hanya untuk wilayah perkotaan,” ujarnya.
Sehubungan dengan kurangnya stok vaksin tersebut,pihaknya telah menyurati Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui dinas terkait untuk menyalurkan vaksin ke Kotim. Namun, hingga kini belum ada respon.
Sedangkan, vaksinasi rabies tersebut dinilai penting guna meminimalkan penularan virus rabies terhadap manusia.
Perkara penyakit rabies ini juga ramai diperbincangkan di jagat maya baru-baru ini dan telah ditemukan kasus rabies di wilayah Kalteng, di antaranya Barito Selatan dan Barito Timur.
Meski pun, laporan kasus rabies di Kotim masih nihil, namun tindakan antisipasi tetap perlu dilakukan.
Apalagi, masyarakat di Kotim umumnya sangat dekat dengan keberadaan hewan-hewan yang bisa menularkan virus rabies tersebut, contohnya anjing dan kucing.
Jika, permintaan vaksin rabies belum ditindak lanjuti dari Pemprov, maka Dinas Pertanian Kotim akan mengajukan usulan ke Pemkab Kotim pada perubahan anggaran tahun 2023.
“Kalau tidak ada penambahan vaksin dari Provinsi, rencananya diperubahan anggaran kami beli sendiri, anggarannya nanti diusulkan dalam perubahan. Lalu, belanjanya bulan november,” ujarnya.
Pemberian vaksin rabies tersebut menyasar hewan-hewan yang dipelihara manusia, karena kalau hewan liar sulit untuk ditangkap.
Namun, dalam beberapa kesempatan pihaknya juga dibantu oleh komunitas pencinta hewan, sehingga hewan-hewan tanpa pemilik pun bisa divaksin.
Sebenarnya, layanan vaksin rabies tetap berjalan. Pemilik hewan peliharaan bisa membawa hewan peliharaan ke puskeswan atau fasilitas yang disediakan oleh Dinas Pertanian dan layanan ini gratis.
Bedanya, kalau vaksinasi serentak petugas berkaitan yang melakukan metode jemput bola untuk memberikan vaksin rabies.
Endra menambahkan, umumnya vaksinasi rabies bisa bertahan sampai 2 tahun. Namun, dengan alasan keamanan pihaknya menggelar kegiatan ini setiap 1 tahun sekali. (*)
Tren Sepeda Listrik di Kalangan Anak di Kotim Dinilai Berbahaya, Satlantas Ingatkan Orang Tua |
![]() |
---|
Drainase di Jalan Desmon Ali Sampit Kotim Tersumbat Sampah Plastik, Bau Menyengat |
![]() |
---|
Ibu dan Anak di Sampit Dikabarkan Kelaparan, Pemkab Kotim Turun Tangan |
![]() |
---|
Kabar Duka, Makam Ayah dan Anak Berdampingan Pasca Kecelakaan di Samuda Kotim Kalteng |
![]() |
---|
Penjaga Malam di Baamang Kotim Ditetapkan Tersangka Kasus Pengrusakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.