Berita Kotim

Karhutla Mulai Merambah Kawasan Permukiman di Kotim, Sumber Air Menjadi Kendala Pemadaman

Karhutla di Kotim kini kian merambah ke kawasan permukiman warga, bahkan petugas pemadam pun mengaku kesulitan mendapatkan sumber air untuk pemadaman

Penulis: Devita Maulina | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Devita Maulina
Kebakaran lahan di Jalan Bumi Raya II, tim gabungan BPBD dan Manggala Agni berjibaku memadamkan si jago merah meski sempat terkendala minimnya sumber air. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang marak terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belakangan ini, dan mulai merambah kawasan permukiman warga.

Khususnya lahan-lahan kosong yang dipenuhi semak belukar dan kering, sehingga mudah terbakar.

Salah satunya, terjadi di kawasan perumahan amanah dan sejahtera (ADS) Jalan Walter Hugo, Sampit, Rabu (28/6/2023).

Kebakaran terjadi di lahan kosong yang ada di samping perumahan. Kondisi ini membuat warga setempat khawatir api akan merambah ke rumah mereka.

Baca juga: Kebakaran Lahan Dekati Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, Sudah 44 Kali Karhutla 30 Ha Terbakar

Baca juga: Plt Bupati Kapuas HM Nafiah Ibnor Minta Camat Hingga Lurah Bersama Antisipasi Karhutla

“Jaraknya dengan perumahan dekat sekali. Cuma dibatasi parit, takutnya api sampai membakar rumah,” ujar Lina, salah seorang warga.

Ia mengakut tidak tau pasti apa yang menyebabkan kebakaran di lokasi tersebut. Namun, menurutnya lahan tersebut memang sudah lama tak digunakan dan penuh tumbuhan liar yang mengering saat musim kemarau seperti sekarang.

Beruntung petugas Disdamkarmat Kotim segera tiba di lokasi untuk memadamkan api tersebut sebelum membesar dan merambah ke bangunan.

Namun, tak jauh dari lokasi itu juga terjadi kebakaran yang masih di kawasan permukiman warga. Tepatnya, Jalan Bumi Raya II, Kecamatan Baamang.

Meski kebakaran ini berada di kawasan permukiman warga, namun petugas pemadam sempat terkendala akibat minimnya sumber air di lokasi tersebut.

Hal ini diakui oleh anggota Manggala Agni Pos Sampit, Novilianto Panca Bakti. Ia mengaku pihaknya bersama anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, harus bolak-balik mengambil air yang cukup jauh dari lokasi, sehingga membutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk pemadaman.

“Kami bolak-balik sampai 2 kali untuk mengambil air dengan 2 tangki kapasitas 4.000 liter. Sumber airnya lumayan jauh, hal ini yang menjadi kendala kami di lapangan,” ujarnya.

Adapun, terkait penyebab kebakaran di Jalan Bumi Raya II, Novi mengaku pihaknya belum bisa memastikan, begitu pula untuk luasan lahan yang terbakar. Tapi dari perkiraan sementara lahan yang terbakar sekira 1 hektar.

Baca juga: Lahan Terbakar di Palangkaraya Capai 23,47 Hektare, Polresta Giatkan Patroli Daerah Rawan Karhutla

Baca juga: Kemarau Rawan Karhutla dan Kekeringan, BPBD Kotim Gandeng PDAM Antisipasi Ketersediaan Air Bersih

Sementara itu, pada wawancara  dengan Kepala Pelaksanaan BPBD Kotim Multazam K Anwar sebelumnya, pihaknya memiliki 2 embung air yang berlokasi di Kota Sampit.

Yakni, di belakang kantor BPBD dan eks kantor Badan Ketahanan Pangan di Jalan Jenderal Sudirman.

Namun, kebakaran merupakan suatu musibah yang tidak bisa diprediksi waktu dan lokasinya. Sehingga, kerap kali minimnya sumber air di sekitar lokasi kebakaran tak bisa terhindarkan oleh para petugas pemadam kebakaran. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved