Berita Kotim

Kemarau Rawan Karhutla dan Kekeringan, BPBD Kotim Gandeng PDAM Antisipasi Ketersediaan Air Bersih

Musim Kemarau 2023 Rawan Karhutla dan Kekeringan, BPBD Kotim Gandeng PDAM Antisipasi Ketersediaan Air Bersih

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com/ Devita Maulina
Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam K Anwar ketika diwawancarai terkait potensi kekeringan di Kotim. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Kemarau Rawan Karhutla dan Kekeringan, BPBD Kotim Gandeng PDAM Antisipasi Ketersediaan Air Bersih.

Memasuki awal musim kemarau bukan hanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diwaspadai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), termasuk kekeringan akibat cuaca panas dan berkurangnya intensitas hujan.

Berdasarkan prakiraan BMKG musim kemarau 2023 tahun ini akan lebih kering dibanding kemarau beberapa tahun terakhir.

Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam K Anwar menyampaikan, kekeringan pada musim kemarau ini telah menjadi atensi pihaknya dari jauh-jauh hari.

Baca juga: Kejuaraan Bola Voli Gubernur Cup 2023, Sebagai Sarana Promosi Wisata dan Budaya Kalteng

Baca juga: Kejuaraan Gubernur Cup Kalteng 2023, Diikuti 18 Tim Bola Voli Nasional, Hadiah Total Rp 580 Juta

Baca juga: Miliki Gedung Krematorium Pertama di Kalteng, Bupati H Halikinnor Bangga Kotim Lebih Maju

Dalam hal ini pihaknya mencoba berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengantisipasi kekeringan tersebut.

“Kami masih coba koordinasi dengan PDAM dalam rangka persiapan, tapi kami berharap dampak kekeringan itu tidak begitu besar di wilayah ini,” ungkapnya.

Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kotim ini menyebutkan, wilayah selatan adalah yang paling dikhawatirkan terdampak kekeringan pada musim kemarau, di antaranya Kecamatan Teluk Sampit.

Karena wilayah tersebut berada di muara Sungai Mentaya, sungai terbesar di Kotim, yang apabila terjadi kekeringan air sungai tersebut cenderung asin dan tidak layak untuk konsumsi atau produksi.

Biasanya, warga di wilayah tersebut mengandalkan air hujan untuk kehidupan mereka, namun pada musim kemarau yang diprediksi lebih kering ini tentu intensitas hujan juga akan menurun.

Hal inilah yang menjadi perhatian pihaknya, supaya potensi kekeringan ini tidak sampai meresahkan masyarakat di Kotim.

“Pada musim kemarau ini bukan hanya karhutla yang kami khawatirkan, tapi impact (dampak) lainnya juga. Melalui koordinasi dengan PDAM ini kami ingin mencegah hal tersebut,” ujarnya.

Multazam menambahkan, berdasarkan kalender tahunan pada periode Mei dari tahun 2020, 2021, 2022, dan sekarang 2023, tahun ini intensitas hot spot atau titik panas mengalami peningkatan.

Meski tak menyebutkan angka pastinya, namun Multazam mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi karhutla.

Karena ketika karhutla terjadi dan meluas, maka akan berdampak ke banyak sektor.

"Karhutla ini bukan hanya tentang api atau kebakaran, tapi asap sisa kebakaran tersebut yang bisa berimbas pada kesehatan, pendidikan, mobilitas masyarakat, hingga perekonomian," ungkapnya.

Untuk mencegah semua itu tentu tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah atau TNI/Polri, tapi perlu peran serta masyarakat untuk mencegahnya. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved