Mata Lokal Memilih

Artis Jadi Politisi: Arzeti Bilbina Tidak Bisa Lagi Hanya Diam Menunggu, Tiap Saat Datangi Rakyat

Arzeti Bilbina kini tidak bisa lagi hanya diam menunggu dipanggil  tampil menghibur, seperti saat dirinya masih menjadi artis dulu

Editor: Dwi Sudarlan
Tribunnews.com/Irwan Rismawan
Politisi PKB di DPR RI, Arzeti Bilbina berbicara dalam Talk Show Tribun Series Mata Lokal Memilih yang diadakan Tribun Network di Jakarta, Selasa (14/2/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Arzeti Bilbina kini tidak bisa lagi hanya diam menunggu dipanggil  tampil menghibur, seperti saat dirinya masih menjadi artis dulu.

Kini sebagai anggota DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Arzeti Bilbina harus sering jemput bola, menemui rakyat untuk mengetahui permasalahan yang mereka alami.

Sering menemui rakyat juga menjadi cara bagi anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina untuk merawat hubungan dengan konstituen yang mendukungnya dalam Pemilu.

Dukungan yang diberikan bagi Arzeti Bilbina adalah amanah dan mandat bagi dirinya agar selalu menyerap dan menghimpun aspirasi masyarakat.

Baca juga: Artis Jadi Politisi: Modal Hanya Speaker Rp 7 Juta Krisdayanti Raih 132.131 Suara Lolos ke DPR

Baca juga: H Nadalsyah Disebut-sebut Maju di Pilgub Kalteng 2024, Ini Tanggapan Pengurus DPD Partai Demokrat

Baca juga: Coklit Pastikan Terdaftar Pemilih Pemilu 2024, KPU Kalteng Minta Warga Terima Pantarlih ke Rumah

"Dengan sekarang kita menjadi panggung untuk masyarakat tentunya kita merawatnya memakai hati, menggunakan kedisiplinan serta tanggung jawab besar,"ucap Arzeti Bilbina saat talkshow Mata Lokal Memilih Series di Studio Kompas TV, Jakarta, Selasa (14/2/2023).

Menurutnya, rasa tanggung jawab saat menjadi legislator akan lebih besar dibandingkan ketika masih menjadi pekerja seni.

Hal itu karena kepentingannya dahulu hanya untuk pribadi dan keluarga sedangkan sekarang untuk masyarakat dan bangsa.

"Yang diinginkan masyarakat kan kita hadir kemudian kita bawa ke pemerintah, di situ kita juga mengawasi jalannya pemerintahan, membuat undang-undangan dan mengawasi anggaran untuk kesejahteraan konstituen itu sendiri," kata Arzeti Bilbina.

Dia  mengatakan saat ini tengah mengawal program pemerintah terkait kesehatan dan ketenagakerjaan yang dibutuhkan masyarakat.

Komisi IX bekerja keras dalam menjalankan fungsinya terlebih pada saat masa pandem Covid-19 tiga tahun ke belakang.

"PPKM kemarin betul-betul memprihatinkan sekali tapi sekarang alhamdulillah kita juga push untuk vaksin booster," ucpanya. 

Mantan artis dan model ternama ini menegaskan anggota DPR tidak boleh hanya duduk terdiam saat
masyarakat membutuhkan.

Arzeti Bilbina juga menambahkan pentingnya komunikasi yang dibangun melalui platform media sosial.

"Kalau dulu kita masih menjadi pekerja seni kita dibelakang panggung begitu dipanggil baru keluar, sekarang tidak begitu. Kita sebagai wakil rakyat harus datangi rakyat," ungkap ibu tiga anak itu.

"Buat saya itu menjadi modal awal untuk kita membangun hubungan untuk konstituen" ucap Arzeti.

Empat Pilar

Sementara CEO IT Research and Politic Consultant (Ipol Indonesia) Petrus Hartanto menuturkan partai politik tidak memandang apapun latar belakangnya.

Namun partai politik harus memiliki empat pilar dalam memperkirakan potensi dukungan partai.

“Pertama bagaimana kekuatan dia dalam memetakan ataupun membaca data dari perolehan
sebelumnya artinya para pemilu 2014 dan 2019 setiap partai itu memiliki tren serta kecondongan perolehan suara,” ucap Petrus.

Petrus mengatakan pilar kedua yaitu memetakan grassroot atau kekuatan membangun key opinion
leader (KOL).

Menurutnya, parpol harus memahami tren di 2019 karena masyarakat saat ini sudah memahami
elektabilitas partai-partai di masing-masing daerah.

“Kalau tidak mengerti itu dia hanya main branding yang terjadi nanti hanya zero effect, dia kesannya
bagus di langit tapi tidak elektoral rekomendasi kami membangun SDM yang expert di dalam
struktur partai,” urai Petrus.

Pilar ketiga pentingnya penyampaian konten-konten lokal yang didukung perangkat IT berkualitas.

Petrus menilai data base jangka panjang menjadi penting sehingga tokoh yang dicalonkan ini bisa
mengikuti kontestasi di masa mendatang.

“Terkadang kita itu silau dengan hasil survei tetapi belum ada yang membangun data base karena itu
pentingnya mata lokal yang terkoneksi dengan IT,” tuturnya.

Pilar keempat adalah digitalisasi di mana tokoh dari partai politik tersebut akan memiliki rekam jejak
yang bisa diteruskan anak hingga cucunya. (*)

 

( Tribunnews.com )

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved