Ruang Tamu Tribun Kalteng

Plus Minus Permainan Lato Lato, Khususnya Terhadap Anak dan Dunia Pendidikan di Palangkaraya

Plus minus Permainan Lato Lato di bahas dalam Podcast Ruang Tamu Tribun Kalteng Khususnya Terhadap Anak dan Dunia Pendidikan di Palangkaraya.

Penulis: Lidia Wati | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com/ Ghorby Sugianto
Program Podcast Ruang Tamu Tribunkalteng.com, dipandu Host Sri Maryati dengan narsum Kadisdik Kota Palangkaraya Jayani dan Owner DOM Potensial Psikologi dan DOM Terapi, Kila Lavina membahas sisi positif dan negatif permainan lato lato terhadap anak dan dunia pendidikan. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Permainan lato lato sempat viral di Indonesia, tak terkecuali di Kota Palangkaraya, namun terdapat plus dan minusnya, khususnya terhadap anak dan dunia pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya, Jayani menuturkan, karena menimbang dampak negatif permainan lato lato, pihaknya mengeluarkan surat edaran pelarangan membawa lato lato di lingkungan sekolah.

"Awalnya kami menilai masih aman saja. Namun dalam perkembangannya, makin terasa anak-anak kecanduan Permainan lato lato. Saat proses pembelajaran ada anak yang bermain ada juga sampai memar, sehingga Pemerintah perlu mengontrol," katanya, Kamis (2/1/2023).

Hadir di program Ruang Tamu Tribunkalteng.com, Jayani menjelaskan, fenomenalnya lato lato membuat pedagang mainan ketiban rejeki nomplok.

Baca juga: NEWS VIDEO, Larangan Lato-lato Dibawa ke Sekolah di Palangkaraya Berdampak pada Omzet Pedagang

Baca juga: Omzet Pedagang Lato-lato di Palangkaraya Turun Drastis, Jual Harga Asalkan Balik Modal

Baca juga: Ditpolairud Polda Kalteng Periksa Kapten dan ABK, Terkait Tongkang Tabrak Fender Jembatan Kalahien

Namun dalam perkembangan waktu, kepala sekolah mengeluhkan anak anak seakan mabuk lato lato, sehingga berdampak kepada kualitas pembelajaran yang merugikan murid.

"Kita melihat sejauh ini, sudah sangat merugikan anak tersebut. Tidak begitu fokus belajar. Istirahat digunakan bermaian ketimbang jajan," ujarnya.

Menurutnya edaran pelarangan membawa lato lato ke lingkungan sekolah sudah tepat, dia juga meminta peran orang tua dan guru untuk mendampingi anak didik agar lebih terarah dan mengembangkan potensi belajarnya.

Jayani tidak menampik, hadirnya lato lato, orang tua melaporkan anak didik yang kecanduan game mulai berkurang, bahkan dapat mengasah kreatifitas guru dan anak didik.

Misalnya, melalui lato lato atau permainan lainnya guru dapat mengadaptasi menjadi materi pembelajaran, seperti prinsip fisika terdapat di lato lato, gaya grafitasi, tekanan gaya, dan musik.

"Harapannya , para pengajar guru bisa diolah menjadi materi pembelajaran," pungkasnya.

Sementara itu, Owner DOM Potensial Psikologi dan DOM Terapi, Kila Lavina menyampaikan sisi positif lato lato dapat mengasah sosial anak, motorik, kognitif dan emosi.

Sisi minusnya, anak menjadi kecanduan lato lato, resiko tak sesuainya umur dengan permainan, sehingga dapat menciderai hingga membuat tidak fokus belajar.

"Perlu adanya peran orang tua mendampingi anak memberikan quality time dan memberikan contoh. Ketegasan waktu main jam berapa, belajar jam berapa," tuturnya.

Karena dinilainya, anak akan senang saat belajar ditemani, orang tua terjun ke dunia anak dan mengikuti pola anak tidak memaksakan pola oramg dewasa.

"Kalau dari sisi orang tua, harus update diri. Misalnya meminta anak tidak bermain gadget atau lato lato, mereka wajib dekat dengan anak, terlibat versi anak-anak. Kalau menarik, meraka pasti mau," ungkapnya.

"Penerapan aturan di rumah harus konsisten. Anak anak suka ditemani, kalau ada yang susah boleh tanya. Paling sejam. Quality time tersebut banyak manfaatnya," pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved