Berita Kobar

Ikan Hias Chana Maruliodes Tembus Manca Negara, Penjual Ikan di Pangkalan Bun Raup Untung Besar

Ikan hias asli Kalimantan bernama ilmiah Chana Maruliodes, ternyata digemari pecinta ikan mancanegara, penjual ikan Pangkalan Bun Raup Untung besar.

Penulis: Danang Ristiantoro | Editor: Fathurahman
Kontributor Tribunkalteng.com / Danang Ristiantoro
Dwi Rahmanto Wibowo penghobi dan penjual ikan chana saat menunjukkan ikan Red Maruliodes. 

TRIBUNKALTENG.COM, PANGKALAN BUN - Ikan hias asli Kalimantan bernama ilmiah Chana Maruliodes, ternyata digemari pecinta ikan mancanegara, penjual ikan Pangkalan Bun Raup Untung besar.

Selain digemari pecinta ikan di dalam negeri ternyata keindahan dan keunikan ikan Chana Maruliodes  tersebut telah memikat pecinta ikan hias mancanegara.

Penggemar ikan sekaligus penjual ikan Chana Maruliodes  dari Kota Manis Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Dwi Rahmanto Wibowo mengaku telah mengekspor ikan tersebut ke berbagai negara dan meraup untung besar dari penjualan ikan tersebut.

"Selain dikirim dalam negeri, penjualannya juga sudah ke beberapa negara yaitu Vietnam, Jepang, Malaysia, Thailand, Filipina dan Uni Emirat Arab," ujar Dwi Rahmanto Wibowo, Minggu, (15/1/2023).

Baca juga: Antisipasi Tindak Kejahatan dan Kekerasan, Personel Satsamapta Polresta Palangkaraya Patroli Rutin

Baca juga: Tertangkap CCTV Curi Sembako, Ibu Hamil 7 Bulan di Palangkaraya Ngaku Terpaksa Tak Punya Uang

Baca juga: Bacok Ibu Tiri Hingga Tewas dan Lukai Ayah Sendiri, Pria Diduga ODGJ di Sanggau Diamankan

Belum lama ini, Dwi Rahmanto Wibowo yang juga sebagai Anggota Polri yang bertugas di Polsek Arut Selatan ini, telah mengekspor ikan chana ke Swedia, di sana ikan akan dipelihara di Mini Zoo.

"Sebelumnya mereka sudah mendapat Cat Fish atau ikan Tapah, dan ingin mencari ikan endemik dari Borneo yakni Red Maruliodes, akhirnya kontak saya melalui media sosial Facebook, mereka minta ukuran jumbo dan sedang," tuturnya.

Ia menerangkan,  tiga hari yang lalu, ikan sudah sampai di Swedia dan dalam keadaan sehat. Namun, karena di sana musim dingin, jadi masih dilakukan rekondisi.

Selain itu juga, ia pernah menjual sepasang ikan chana atau indukan dan anakannya, seharga Rp 60 juta ke pembeli di Jepang.

Untuk dalam negeri sudah hampir setiap wilayah, namun saat ini yang paling banyak itu pembeli dari Jawa Tengah dan Jawa Barat.

"Faktornya itu, karena kontes ikan chana yang lagi ramai di dua provinsi itu," sebutnya.

Ikan hias yang merupakan Ikan asli dari Kalimantan ini ia dapatkan dari pengepul atau nelayan di Kalimantan Tengah, seperti dari Kotawaringin Barat, Buntok, Seruyan dan Katingan, serta beberapa wilayah lainnya.

"Intinya, setiap sungai di Kalimantan ini memiliki ikan dengan keunikan tersendiri. Kakau ada info ikan bagus (Chana) saya ambil," kata Dwi Rahmanto Wibowo.

Usaha yang digeluti sejak tahun 2018 ini, bermula dari hobi. Namun, ternyata ada salah satu ikan yang ia beli dari harga Rp 800 ribu, ditawar oleh penghobi sebesar Rp 3 juta.

"Dari situlah saya melihat ada potensi ekonomis dari ikan ini, kemudian mencari nelayan atau pengepul ikan tersebut, dan sampai saat saat ini penjualan ikan chana masih eksis," tuturnya.

Adapun harga jual itu mengikuti ukuran atau size. Mulai dari ukuran 4-5 cm dijual harga Rp 20 ribu - Rp 25 ribu per ekor. Lalu 6 - 7 cm harga Rp 25 - 30 ribu per ekor.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved