Berita Palangkaraya
Pakai Terpal Geomembran di TPA Palangkaraya, Produksi Gas Metan Dimanfaatkan Warga Untuk Memasak
TPA Km 14 Jalan Tjilik Riwut Palangkaraya menggunakan terpal Geomembran untuk menutup sampah dan dapat dihasilkan gas metan dimanfaatkan untuk warga
Penulis: Lidia Wati | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Satu upaya Pemerintah Kota Palangkaraya, dalam pengelolaan sampah di Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) di Jalan Tjilik Riwut 14 Palangkaraya, ialah dengan menciptakan inovasi sampah agar bisa digunakan kembali.
Dengan metode yang tentunya lebih ramah lingkungan dan berguna bagi warga sekitar TPA tersebut.
Sampah yang ada di TPA saat ini menggunakan terpal geomembran sebagai penutup tumpukan berton-ton sampah.
Karena dirasa lebih efisien dari pada menggunakan tanah selain biaya opesional yang lebih tinggi.
“Penggunaan terpal geomembran memiliki sisi positif terhadap lingkungan, gas Ch4 atau gas metan tidak lagi membumbung ke udara yang dapat menyebabkan emisi rumah kaca dan udara menjadi panas,” beber Kepala DLH Palangkaraya Achmad Zaini.
Baca juga: Ancaman Sanksi Adat Disosialisasikan, Warga Sampit Makin Tertib Buang Sampah Pada Tempatnya
Baca juga: 25 Tahun Lebih Palangkaraya Tak Raih Adipura, Pemko Benahi TPA, Optimis Raih Kembali Piala
Ungkapnya, untuk memanfaatkan gas tersebut, DLH Palangkaraya membuat instalansi gas metan yang dimanfaatkan sebagai ganti gas elpiji, dapat dibuat untuk memasak secara gratis oleh masyarakat sekitar.
"Untuk istalansi gas metan kita sudah mendatangkan ahlinya. Tidak berbahaya jika instalansi nya bagus, apinya pun lebih bagus berwarna biru," kata, saat dibincangi di Ruang Tamu Tribun Kalteng, Sabtu (8/10/2022)
Achmad Zaini mengatakan, penggunaan terpal geomembran dinilai lebih efektif dan efisien jika dibanding dengan penutup tanah. Karena struktur tanah di Palangkaraya material pasir kerap gugur jika hujan datang.
TPA juga titik pantau yang memiliki poin besar terhadap penilaian Piala Adipura, sehingga Pemko Palangkaraya fokus berbenah agar pengelolaan dan pengurangan sampah berjalan optimal di TPA.
Diapun menjelaskan, di jembatan timbang rata-rata terdapat 10 ton sampah setiap harinya, artinya sekitar 5 ton sampah sudah berkurang tiap harinya.
Baca juga: Lahan Terbakar di Jalan Hiu Putih IX Palangkaraya, Diduga Lantaran Warga Bakar Sampah
Baca juga: Sambut Penilaian Adipura 2022, Palangkaraya Berbenah Percantik Kota
Pihaknya pun menekan pembuangan sampah masyarakat melalui 57 bank sampah yang tersebar di Palangkaraya, agar masyarakat pilah sampah dari rumah.
Bank Sampah dapat diakses di aplikasi bangapul, selain itu jasa operator sampah keliling juga dapat diakses di aplikasi tersebut.
Guna memfasilitasi warga yang tidak disiplin membuang sampah pada jamnya dan tempat yang disediakan. (*)