Berita Kotim
Dampak Pasar Murah di Sampit, Sembilan Komoditi Alami Deflasi, Kotim Dapat Insentif Rp 10,5 Miliar
Upaya maksimal dilakukan menekan inflasi. Dampak Pasar Murah di Sampit, sembilan komoditi alami Deflasi, Kotim bahkan dapat insentif Rp 10,5 Miliar.
Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Upaya maksimal dilakukan menekan inflasi. Dampak Pasar Murah di Sampit, sembilan komoditi alami Deflasi, Kotim bahkan dapat insentif Rp 10,5 Miliar.
Melalui pasar murah atau pasar penyangga di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), upaya tersebut menunjukan hasil yang baik sembilan komoditi mengalami deflasi.
Bupati Kotim H Halikinnor SH MM, menyebutkan melalui pasar murah yang gencar dilaksanakan belakangan ini setidaknya ada 9 komoditi yang mengalami penurunan harga atau deflasi.
“Dampak dari pelaksanaan pasar murah sudah ada, kalau tidak salah ada 9 komoditi yang mengalami deflasi,” bebernya, Rabu (28/9/2022).
Baca juga: Hari Rabies Sedunia 2022 di Kotim, Ratusan Anjing dan Kucing Peliharaan Warga Sampit Divaksin
Baca juga: Pembunuhan Pasutri di Palangkaraya Polisi Curigai Dua Orang, Peran Keduanya Masih Didalami
Baca juga: Hari Rabies Sedunia di Palangkaraya, Animo Warga Suntik Vaksin Hewan Peliharaan Sangat Tinggi
Beberapa komoditi yang mengalami deflasi diantaranya, daging ayam ras, cabai rawit, dan tomat.
Meski, masih ada pula beberapa komoditi atau jasa yang mengalami inflasi, namun dengan perkembangan ini menunjukan upaya Pemkab Kotim untuk menekan inflasi, khususnya dari komoditi pangan tidak sia-sia.
Bahkan, berkat upaya itu pula Pemkab Kotim mendapat bonus dari pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia berupa Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp 10,5 miliar.
Pemkab Kotim dinilai berhasil dalam upaya menekan laju inflasi.
“Ini kabar yang menggembirakan bagi kita semua dan informasi inipun langsung saya sampaikan ke Gubernur, bahkan Kotim menerima DID kurang lebih Rp 10 miliar berkat keberhasilan kita menekan inflasi,” tuturnya.
Kendati demikian, H Halikinnor menyadari upaya yang dilakukan melalui pasar murah ini tidak serta merta memberikan dampak besar terhadap inflasi daerah.
Dikarenakan, harus bersaing dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak pada banyak sektor, mulai dari kenaikan tarif angkutan atau transportasi hingga berdampak pada kenaikan barang-barang di pasaran.
Baca juga: Dengan Berbagai Alasan Enam ASN Kotim Ajukan Pensiun Dini, Selama Bulan Januari-September 2022
Baca juga: Data Hot Spot Kotim, Kepala Pelaksana BPBD Sebut Januari Hingga September 2022 Lebih dari 70
Baca juga: Gubernur H Sugianto Pantau Pasar Murah Kotim, 2.500 Paket Sembako Digratiskan Untuk Warga
Namun, setidaknya melalui pasar murah ini pihaknya mampu menekan laju inflasi, sehingga kenaikan harga tidak terlampau drastis atau stagnan akibat dari kenaikan harga BBM.
“Paling tidak kami sudah berupaya dan pasar murah itu pun selanjutnya akan tetap kami laksanakan. Minggu depan pun akan kami adakan kembali,” ucapnya.

Orang nomor satu di Kotim ini menambahkan, selain melalui pasar murah pihaknya juga menyiapkan sejumlah langkah strategi dalam pengendalian inflasi di Kotim.
Yakni, monitoring harga bahan pokok, pendataan stok pangan, menjaga pasokan pangan, dan pengawasan distribusi BBM dan pangan.
Diharapkan, dengan langkah-langkah yang disiapkan itu upaya pihaknya dalam mengendalikan inflasi daerah bisa lebih baik lagi. (*)