Berita Kotim
Veteran Kotim Hadiri HUT ke 77 RI, Bersyukur Masih Diperhatikan Bupati Bantuan Tetap Mengalir
Veteran Kotim Hadiri HUT ke 77 RI, para veteran tersebut bersyukur Pemkab setempat masih memperhatikannya,sehigga tiap tahun ada bantuan.
Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
Sementara, rajah dalam tradisi beberapa suku dayak memiliki makna yang lebih religius, tak sekedar tato biasa. Dalam hal ini rajah yang diberikan oleh Ajang bertujuan untuk perlindungan diri.
Baca juga: NEWS VIDEO, Bupati H Halikinnor Kukuhkan Anggota Paskibraka Kotim 2022, Ajak Pemuda Jauhi Narkoba
Baca juga: Perbaikan Jalan Lingkar Selatan Sampit Terhambat, Puluhan PBS Kebun Sawit Kotim Belum Setor
“Saya dulu merajah orang yang mau berangkat perang. Kalau mereka selamat dari peperangan akan datang kembali ke rumah saya untuk dirajah lagi, tidak langsung ikut perang,” kenangnya.
Walau usianya paling tua diantara kedua temannya, yakni 91 tahun, namun Ajang tampak paling bugar dan bersemangat.
Dengan lantang ia menyampaikan pesan bagi generasi muda Kotim, “Berjuang terus pantang mundur, Waja Sampai Kaputing. Lebih baik bakalang mayat daripada dijajah kembali. Satu kali merdeka, tetap merdeka!” seru kakek kelahiran 1931 ini.
Sebagian pesan yang ia sampaikan menggunakan bahasa daerah tersebut memiliki makna sebagai berikut;
Waja Sampai Kaputing, bermakna tetap bersemangat dan kuat seperti baja dari awal sampai akhir.
Lebih baik bakalang mayat daripada dijajah kembali, berarti lebih baik mati daripada dijajah kembali. (*)
