Koperasi Merah Putih
Koperasi Merah Putih Bukit Tunggal Jadi Percontohan, Bisnis Analis dan Peluang LPG Jadi Andalan
Koperasi Kelurahan Merah Putih di Bukit Tunggal, Palangka Raya, Kalteng, kini menjadi contoh sukses koperasi percontohan di Palangka Raya.
Penulis: Arai Nisari | Editor: Haryanto
Ringkasan Berita:
- Koperasi Kelurahan Merah Putih di Bukit Tunggal, Palangka Raya, Kalteng, kini menjadi contoh sukses koperasi percontohan.
- Alasannya hampir semua gerai sudah beroperasi
- Itu dilengkapi pendampingan profesional melalui bisnis analis, serta memanfaatkan peluang ekonomi
- Seperti distribusi LPG subsidi untuk menarik pengunjung sekaligus meningkatkan konsumsi produk lokal.
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Koperasi Kelurahan Merah Putih di Bukit Tunggal, Palangka Raya, Kalteng, kini menjadi contoh sukses koperasi percontohan di Palangka Raya.
Hampir semua gerai sudah beroperasi, dilengkapi pendampingan profesional melalui bisnis analis, serta memanfaatkan peluang ekonomi seperti distribusi LPG subsidi untuk menarik pengunjung sekaligus meningkatkan konsumsi produk lokal.
Sejak awal persiapan, fokus utama Koperasi Merah Putih adalah membangun kelembagaan yang kuat.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI, Muhammad Qodari, menekankan pentingnya evaluasi dan pendampingan agar setiap gerai berjalan optimal.
“Saat ini hampir semua gerai sudah beroperasi, dan di Bukit Tunggal ada kelebihan karena dukungan tokoh lokal, Pak Mambang, yang memfasilitasi tempat, peralatan, bahkan proses pengajuan pinjaman,” ujar Qodari usai meninjau koperasi, Kamis (30/10/2025).
Baca juga: Koperasi Merah Putih Mulai Beroperasi Oktober 2025, DPKUKMP Palangka Raya Gelar Pelatihan Pengurus
Selain dukungan tokoh lokal, koperasi kini didampingi bisnis analis dari Kementerian Koperasi.
Satu analis bertugas untuk sepuluh koperasi di berbagai kelurahan, berperan sebagai jembatan antara kebutuhan koperasi dan strategi pengembangan usaha.
Analis membantu mengevaluasi operasi, memberikan rekomendasi pengelolaan, serta mendorong inovasi agar gerai bisa berjalan lebih efektif dan menguntungkan anggota.
“Beberapa masukan sudah kami terima dan akan dikomunikasikan ke pusat agar analis bisa bekerja lebih optimal,” tambah Qodari.
Tidak hanya itu, koperasi juga memanfaatkan peluang ekonomi dari LPG subsidi 3 Kg (Gas Melon).
Ketersediaan LPG yang tinggi tidak hanya memenuhi kebutuhan anggota, tetapi juga menarik pengunjung ke gerai, sehingga meningkatkan konsumsi produk lain.
“Ini salah satu opportunity yang ditemukan hari ini. Koperasi tidak hanya melayani anggota tapi bisa menjadi pusat ekonomi lokal,” ujar Qodari.
Dengan kombinasi pendampingan bisnis analis, dukungan tokoh lokal, dan peluang LPG, Koperasi Merah Putih Bukit Tunggal dianggap bisa menjadi model percontohan bagi koperasi lain di Palangka Raya.
Keberhasilan koperasi ini menunjukkan bahwa koperasi modern bukan sekadar menjual barang murah, tetapi juga soal manajemen terstruktur, pendampingan profesional, dan kemampuan memanfaatkan peluang ekonomi untuk kemaslahatan masyarakat.


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
												      	 
												      	 
												      	 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.