Kotim Habaring Hurung

Kotim Tetapkan Status Siaga Karhutla, 15 Hektare Lahan Sudah Terbakar Sejak Awal Tahun

Penetapan status siaga karhutla di Kotim oleh BPBD setempat, sudah ada 15 hektare terbakar di 12 titik lokasi sepanjang Januari hingga saat ini

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/pangkan bangel
WAWANCARA - Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, saat ditemui oleh Tribunkalteng.com, Kamis (31/7/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPITPemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), resmi menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama 90 hari ke depan, terhitung sejak 1 Agustus hingga 29 Oktober 2025. 

Keputusan tersebut diambil dalam rapat koordinasi lintas sektor yang digelar di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kotim, Kamis (31/7/2025).

Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam mengungkapkan, sejak Januari hingga pertengahan Juli 2025, tercatat sudah terjadi 12 kejadian karhutla di berbagai titik wilayah Kotim

Total lahan terbakar sekitar 15 hektare

“Selama kurun waktu itu, jumlah kejadian sebanyak 12 titik dengan luasan lahan yang terbakar mencapai 15 hektare. Ini masih relatif terkendali, tapi kita tetap harus waspada, apalagi memasuki bulan Agustus yang biasanya jadi puncak musim kemarau,” ujar Multazam.

Menurutnya, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, tren peningkatan kebakaran lahan sering kali terjadi di bulan Agustus. 

Namun, ia berharap upaya pencegahan dan penanganan dini yang telah dilakukan dapat mencegah lonjakan kasus pada tahun ini.

“Kalau ada satu-dua titik api yang muncul, akan segera direspons. Tim di lapangan sudah terlatih untuk menangani karhutla, meskipun kadang terkendala akses air,” tegasnya.

Multazam juga menjelaskan, meskipun telah memasuki musim kemarau, kondisi di beberapa wilayah Kotim belum sepenuhnya kering karena masih ada hujan yang turun secara sporadis. 

Meski demikian, hal ini tidak bisa dijadikan indikator bahwa ancaman kebakaran akan berkurang.

“Masih ada hujan, tetapi tidak merata dan tidak selalu turun di daerah rawan karhutla. Maka dari itu, BMKG tetap melakukan pemantauan intensif menggunakan citra satelit,” katanya.

Ia menyebutkan, jika pertumbuhan awan di wilayah Kalteng cukup signifikan, maka opsi operasi modifikasi cuaca (OMC) akan dipertimbangkan untuk mendorong hujan buatan sebagai bagian dari mitigasi risiko karhutla.

“Saat ini sudah ada empat wilayah di Kalimantan Tengah yang menetapkan status siaga karhutla, yaitu Kota Palangka Raya, Kabupaten Gunung Mas, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, dan kini Kotim,” jelasnya.

Salah satu kekhawatiran utama, lanjut Multazam, adalah potensi kebakaran di lahan gambut. 

Ia menyebut kebakaran di lahan gambut cenderung sulit dipadamkan dan berisiko menyebar lebih luas jika tidak ditangani dengan benar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved