Berita Palangka Raya

Aneka Buah Berkualitas Serba Rp10 Ribu di Jalan Ahmad Yani Kota Palangka Raya

Aneka buah segar tersusun rapi dalam box plastik bening, potongan semangka, melon, pepaya, hingga salad buah dan asinan.

Arai Nisari/Tribunkalteng.com
JUAL BUAH - Lita (baju merah) sibuk melayani pembeli buah potong, di Jalan A Yani Ujung. Rabu (30/7/2025) 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Buah pack segar biasanya identik dengan super market atau mini market modern. Tapi di Palangka Raya, warga kini bisa menikmati buah potong rapi dan salad buah serba Rp10 ribu hanya di pinggir jalan.

Lita, adalah perempuan yang setiap hari sibuk di lapaknya di Tikungan Sendys Lama, Jalan Ahmad Yani Ujung.

Di atas meja sederhana, aneka buah segar tersusun rapi dalam box plastik bening, potongan semangka, melon, pepaya, hingga salad buah dan asinan.

Baca juga: Kuliner Khas Dayak, Wadi Siap Goreng Jadi Daya Tarik di CFD Palangka Raya

Baca juga: Urban Farming Bibit Cabai dan Tanaman, Tarik Perhatian Warga Palangka Raya Saat CFD

“Yang penting box-nya penuh, nggak pernah nimbang, nggak pernah hitung-hitungan. Rezeki saya serahkan sama yang di atas saja,” ujar Lita sambil tersenyum saat ditemui, Rabu (30/7/2025).

Sudah tiga bulan ini, Lita mencoba peruntungan berjualan buah pack serba Rp10 ribu.

Sebelumnya, ia hanya menjual buah kiloan secara online.

Ide untuk membuka lapak datang setelah ia melihat banyak orang suka dengan buah yang sudah dikemas praktis.

“Dulu saya coba sekali ngelapak, ternyata ramai banget yang beli. Jadi kepikiran untuk serius jual buah serba Rp10 ribuan kayak gini,” kenangnya.

Namun, di balik tampilan cantik buah pack ini, ada modal besar dan kerja keras yang tak terlihat.

Setiap hari, ia mengeluarkan sekitar Rp500 ribu hanya untuk membeli box, plastik, dan perlengkapan kemasan.

“Banyak yang tanya, untung nggak sih jual kayak gini? Saya nggak pernah hitung-hitungan, yang penting kotak penuh dan kualitasnya bagus, pembeli puas,” ujarnya.

Menurut Lita, kunci berjualan buah pack adalah kualitas.

Buah harus selalu segar dan bersih.

Ia bahkan tahu ada pedagang lain yang sempat mencoba usaha serupa, tapi hanya bertahan dua minggu karena kesulitan menjaga kualitas dan menutupi modal.

“Kelihatan gampang, padahal susah-susah gampang. Kalau kualitasnya jelek, pembeli kapok,” katanya.

Lita biasanya mulai buka sekitar pukul 09.00 WIB, dengan stok buah potong hanya sampai sore. 

Malam hari, ia fokus menjual buah utuh karena peminat buah potong berkurang.

Meski tanpa hari libur dan dikerjakan sendiri, ia tetap bersemangat.

Baginya, senyum pembeli yang datang kembali menjadi rezeki tak ternilai.

“Yang penting orang suka dan puas. Kalau mereka balik lagi, rasanya capek saya terbayar,” ucapnya.

Kini, tanpa harus ke supermarket, warga Palangka Raya bisa menikmati buah pack segar dan praktis hanya di pinggir jalan, lengkap dengan rasa manis usaha dan ketekunan Lita.

(Tribunkalteng.com)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved