Berita Kotawaringin Timur

Keadaan RSUD dr Murdjani Sampit Tangani 500 Pasien Tiap 1 Hari, Kini Temui DPRD Kotawaringin Timur

Rapat Kerja Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur bersama umah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murdjani Sampit.

Penulis: Pangkan B | Editor: Nia Kurniawan
Pangkan B / TribunKalteng.com
Suasana pada ruang tunggu tiap poli yang ada di RSUD dr Murdjani Sampit. Kini Rapat Kerja Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur bersama umah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murdjani Sampit. 

“Jadi, kuota sebanyak 45 pasien per dokter yang bertugas, jika ada satu pasien tidak datang, maka yang tercatat hanya 44 pasien,” terangnya.

Ia mengatakan pada faktanya jumlah kunjungan bisa mencapai 50 pasien perhari, sisa 6 pasien yang tidak datang dan akan kami tunggu.

“Kecuali pasien datang melebihi waktu yang telah ditentukan, namun petugas harus memastikan pasien tidak dapat hadir, akan kita gantikan kepada pasien lainnya yang telah mengantri,” jelasnya.

Ia mengatakan bahwa kalau telah mendaftar melalui aplikasi Mobile JKN, maka data akan masuk, hanya menunggu apakah pasien akan check-in atau tidak.

Bahkan melalui mobile JKN, fasilitas check-in melalui aplikasi dapat bisa dilakukan dari rumah mulai dari pukul 08.00 WIB.

“Kita tidak bisa memaksakan pasien untuk wajib hadir jika memang berhalangan hadir, makanya kalau tidak bisa hadir lebih baik konfirmasi ke petugas. Kalau terlambat datang, akan kita lanjutkan ke pasien yang lain,” ujar Sekretaris.

Setia Rahmadi mengatakan bahwa jumlah pasien dalam sehari pada semua poli di RSUD dr Murdjani dalam sehari bisa mencapai 400 pasien hingga 500 pasien.

Saat ini, RSUD dr Murdjani Sampit memiliki sebanyak 26 poli yang aktif setiap harinya; termasuk kemoterapi dan THT.

Sekretaris RSUD dr Murdjani pun memberikan tanggapan terakit pelayanan yang kurang ramah para petugas rumah sakit.

“Terkait laporan petugas yang kurang ramah memang ada laporan, namun kami mohon maaf jika ada pasien yang terdampak,” jelasnya.

Ia mengatakan jika ada masalah dan pernyataan seperti itu, pihak rumah sakit hanya bisa terima dan akan terus introspeksi diri.

Hal tersebut bisa terjadi karena adanya kesalahpahaman dan panik dari pihak keluarga pasien maupun petugas rumah sakit.

Akibatnya, kedua belah pihak pun tentu sama-sama naik tensinya dan membuat pasien maupun keluarga kurang nyaman.

“Rencananya kami akan melakukan pelatihan bagaimana menghadapi pasien, karena teman-teman di bagian pelayanan juga sering kewalahan karena pasien yang sering membludak,” tutup Setia Rahmadi.


(Tribunkalteng.com/pangkan) 

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved