Berita Palangkaraya

Pencuri Buah Sawit Tewas Tertembak di Perut oleh Polisi saat Menjarah PT Sinar Cipta Cemerlang Kotim

Seorang diduga pencuri penjarahan buah sawit berinisial A (44) tewas tertembak terkena peluru di bagian perut menjarah di PT Sinar Cipta Cemerlang

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Ahmad Supriandi
Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Pol Erlan Munaji saat ditemui awak media. 

Erlan mengatakan korban dibawa ke RS Bhayangkara Palangkaraya untuk dilakukan otopsi.

Selanjutnya, Polda Kalteng membentuk tim gabungan dari Ditreskrimum dan Bidpropam untuk menangani kasus tersebut.

Sementara pelaku berinisial TA tersebut diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Itu dulu yang bisa kami sampaikan, untuk informasi lebih lanjut nanti kami sampaikan," kata Erlan.

Penjarahan sawit tersebut bukan satu-satunya di Kotim. Sebelumnya juga pernah terjadi penjarahan sawit bahkan dilakukan secara terang-terangan.

Polres Kotim juga pernah mengamankan 7 orang yang diduga pelaku penjarahan sawit di kebun milik PT Agro Karya Prima Lestari atau PT AKPL.

Penangkapan tersebut berlangsung di Blok A PT AKPL, Kecamatan Mentaya Hulu, Kotim, pada Sabtu (6/4/2024). Di wilayah Kalteng lainnya seperti Seruyan dan Kotawaringin Barat (Kobar) juga pernah terjadi hal serupa.

Baca juga: Penjarahan Sawit Masih Marak Pangkalan Lada Kobar, Terbaru 13 Pelaku Diamankan Anggota Polda Kalteng

Baca juga: Polres Kotim Amankan Bandar Narkoba, Penyuplai Sabu untuk Penjarah Buah Sawit

Baca juga: Penangkapan Tujuh Tersangka Penjarahan TBS Kelapa Sawit, Jadi Sorotan Anggota DPRD Kotim

Bahkan di Kobar penangkapan penjarah buah sawit tersebut direspon keras warga yang tak terima kerabatnya ditangkap dengan menyerang kantor Polisi di Kobar beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, Direktur Save Our Borneo (SOB) Habibi mengatakan penjarahan sawit yang terjadi di sejumlah wilayah Kalteng hingga melakukan aksi nekat merupakan puncak kekecewaan masyarakat karena konflik antara masyarakat dan perusahaan yang tak kunjung sepakat.

Habibi menilai, apabila konflik masyarakat dan perusahaan yang berkepanjangan ini berpotensi membuat citra investasi di Kalteng menjadi buruk.

"Kalau seperti ini terus bukan hanya masyarakat yang dirugikan, perusahaan dan pemerintah juga dirugikan," tukasnya. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved