Dugaan Malapraktik di RS Doris Sylvanus

Afner Juliwarno Geram, Bayinya Usia 16 Hari Meninggal Diduga Korban Malapraktik RS Doris Sylvanus

Afner Juliwarno geram, orang tua bayi 16 hari meninggal diduga jadi korban  malapraktik RS Doris Sylvanus Palangkaraya.

|
Penulis: Pangkan B | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM / PANGKAN BANGEL
Afner Juliwarno (kanan) dan Mieske Angelina (kiri) dengan mata sembab saat berada di lobi RS Doris Sylvanus, Kota Palangkaraya, Senin (25/3/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Afner Juliwarno geram, orang tua bayi 16 hari meninggal diduga jadi korban malapraktik RS Doris Sylvanus Palangkaraya.

Afner Juliwarno tampak meluapkan kekesalanya, pasalnya anak lelaki pertamanya meninggalkan dunia diduga jadi korban Malapraktik RS Doris Sylvanus Palangkaraya.

Pasangan suami istri (Pasutri) Afner Juliwarno dan Meiske Angglelina sangat terpukul atas kepergian anaknya, Abraham Benjamin.

Namun sayang, anak pertama Pasutri tersebut harus lebih dulu pergi ke pangkuan sang maha kuasa.

Diketahui bahwa Abraham Benjamin meninggal dunia saat berusia 16 hari, diduga kuat akibat malapraktik.

Bayi bernama Abraham Benjamin, yang baru berusia 16 hari tersebut dirujuk dari RS Muhammadiyah ke RSUD Dr Doris Sylvanus karena susah BAB, kemudian harus menjalani operasi.

Ayah Bayi, Afner Juliwarno mengatakan dirinya merasa ada yang ganjil atas kematian anak pertamanya bernama Abraham Benjamin.

“Apa yang didiagnosa oleh dokter sehingga anak saya harus dioperasi, berbeda dengan tindakan yang diambil. Anak saya harusnya hanya dibuatkan kantong buang air besar (BAB), namun malah usus yang bermasalah yang dipotong dengan tindakan operasi,” ungkapnya.

Dirinya pun mengatakan bahwa telah dimintai untuk menandatangani surat operasi berdasarkan saran dari pihak rumah sakit.

“Kami memang bersyukur anak kami tidak akan dioperasi sebanyak dua kali, namun saat berpikir jernih betapa berbahayanya anak kami saat itu ketika diagnosanya salah, namun operasi tetap berjalan” terangnya.

Dirinya berharap pihak kepolisian bisa mencari tahu apa yang menjadi penyebab kematian anaknya, karena anaknya meninggal saat sedang transfusi trombosit dan darah merah.

“Sebelum meninggal, pada selang yang ada di mulut anak saya mengeluarkan darah, namun saya kurang tahu apa penyebabnya,” ujar Ayah Abraham.

“Saya sempat protes pada dokter jaga mengenai kematian anak saya, mengapa anak saya sampai seperti ini. Dokter menjelaskan anak saya sudah dirawat dengan baik dan anak saya pasca operasi disimpan pada ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU),” tambahnya.

Afner pun membantah perkataan dokter tersebut dengan mengatakan bahwa anaknya baru pada Kamis 1 Februari 2024 siang dirawat pada ruang NICU.

“Bahkan anak saya pasca operasi tidak pernah disimpan dalam kotak inkubator, anak saya berada di kotak inkubator saat hendak dioperasi dan selesai dioperasi,” ujar Ayah Korban.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved