Dugaan Malapraktik di RS Doris Sylvanus
Afner Juliwarno Geram, Bayinya Usia 16 Hari Meninggal Diduga Korban Malapraktik RS Doris Sylvanus
Afner Juliwarno geram, orang tua bayi 16 hari meninggal diduga jadi korban malapraktik RS Doris Sylvanus Palangkaraya.
Penulis: Pangkan B | Editor: Fathurahman
Ia mengatakan bahwa saat anaknya kritis baru dirawat pada ruang NICU, kalau pihak rumah sakit menyampaikan anaknya dirawat pada ruang NICU, itu bohong karena dirinya punya bukti berupa foto dan video.
“Yang membuat saya heran adalah pasca operasi anak saya dirawat pada ruang terbuka dan 6 hari pasca operasi istri saya diminta untuk menyusui anaknya. Logika saya apakah mampu usus yang baru dioperasi bisa mencerna ASI dari istri saya dan apakah sudah sesuai dengan Standar Operasi Prosedur (SOP) pasca operasi sudah bisa minum susu,” tanya Afner.
Kalau kehilangan jelas sangat berat bagi kami, namun kami juga harus mengikhlaskan kepergian anak kami.
Selama dirawat, dirinya mendapati 5 kali selang oksigen anaknya terlepas, serta saat kondisi anaknya mulai memburuk.
Afner menemukan selang oksigen lepas, perban operasi lepas, dan monitor denyut nadi mati, sehingga mempertanyakan hal tersebut kepada perawat yang bertugas.
“Bahkan saat hasil medic, terdapat lubang pada jantung anak saya, tentu saya bertanya-tanya mengenai hal tersebut dan meminta penjelasan kepada pihak rumah sakit. Hingga saat ini, saya belum mendapatkan penjelasan apapun,” ujar Afner.
Dirinya mengatakan bahwa anaknya bahkan sempat pada bagian perut pasca operasi sempat mengeluarkan nanah.
“Pada bagian perut anak saya keluar nanah dan baunya busuk, apakah seperti itu hasil operasi yang dilakukan oleh dokter. Pada resume medis pun tidak ada penjelasannya pada kami padahal anak saya masih hidup,” kata Afner.
Baca juga: NEWS VIDEO, Bayi 16 Hari Meninggal Diduga Korban Malapraktik, RS Doris Sylvanus Palangkaraya Didemo
“Bahkan paling parahnya, 30 menit anak saya berhenti bernafas baru dipasangkan ventilator,” tambah Ayah Korban.
Tentu hal tersebut membuat ayah korban sangat marah karena tidak mendapatkan penjelasan yang sesuai logika dari pihak rumah sakit.
“Saya akan terus meminta penjelasan terkait kematian anak saya, jangan ada yang disembunyikan. Jika memang niat saya bakar gedung ini,” tutup Afner Juliwarno. (*)
(Tribunkalteng.com / Pangkan Bangel)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.