Mata Lokal Memilih

Jelang Pemilu 2024, Bupati Kotim Halikinnor Imbau Masyarakat Jangan Terprovokasi Politik Identitas

Penyelenggaraan Pemilu 2024  semakin dekat, Bupati Kotim Halikinnor mengingatkan masyarakat agar jangan terprovokasi politik identitas.

|
Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com/Ahmad Supriandi
Bupati Kotim Halikinnor saat meresmikan masjid Al-Kautsar di Jalan Kaca Piring, Ketapang, MB Ketapang, Kotim,Minggu (4/2/2024). Halikinnor juga mengingatkan masyarakat agar jangan tersulut politik identitas yang bisa menimbulkan perpecahan saat pemilu 2024. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Penyelenggaraan Pemilu 2024  semakin dekat, Bupati Kotawaringin Timur atau Bupati Kotim Halikinnor mengingatkan masyarakat agar jangan terprovokasi politik identitas.

Hal tersebut disampaikan Halikinnor usai meresmikan Masjid Al-Kautsar di Jalan Kaca Piring Barat, Kelurahan Ketapang, Kecamatan MB Ketapang, Minggu (4/2/2024).

Isu politik identitas acap kali menjadi alat yang digunakan oleh oknum untuk membenturkan antar umat beragama menjelang pemilu.

Dia mengungkapkan, politik identitas membuat ketegangan antara pihak mayoritas dan minoritas yang dapat memicu terjadinya konflik antar suku, ras, dan belakangan paling sering terdengar adalah isu agama.

Baca juga: Gelar Ngopi Bareng Wartawan, Bupati Kotim H Halikinnor Minta Kepala OPD Terbuka dengan Media

Baca juga: Partai Ummat Kalteng Resmi Dukung Anies Bawesdan, Usung Politik Identitas Platform Perjuangan

Baca juga: Politik Identitas Disebut Tak Terlalu Berpengaruh terhadap Milenial

Halikinnor mengimbau, seharusnya agama dijadikan alat bagi masyarakat untuk membentengi diri dari hal-hal negatif termasuk politik identitas.

Sebagai umat beragama menurut Halikinbor tidak seharusnya tersulut atau menyulut konflik dengan menggunakan isu-isu agama apalagi saat ini pemilu sudah semakin dekat.

Menurut Halikinnor pemilu adalah event yang sudah sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia termasuk masyarakat di Kotim sehingga tidak seharusnya menjadi ajang perpecahan.

"Ini event yang sudah biasa kita lakukan setiap lima tahun sekali, jadi sudah menjadi agenda rutin," ujar Halikinnor pada awak media.

Halikinnor juga mengingatkan jangan sampai penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahunan ini menjadi ajang perpecahan karena berbeda pilihan apalagi terprovokasi dengan politik identitas.

Halikinnor mengimbau kepada masyarakat sebagai sesama anak bangsa semuanya bersaudara.

"jangan sampai terjadi perpecahan karena beda pilihan, oleh karena itu saya mengimbau kepada masyarakat sebagai sesama muslim dan sesama anak bangsa perbedaan hanya terjadi di bilik suara setelah itu kita semua bersaudara," pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved