Berita Kotim
Bayi Bekantan Diduga Korban Karhutla di Kotim Terpisah dari Induknya, Diselamatkan Warga Lempuyang
Seekor Bayi Bekantan terpisah dari induknya diduga akibat Karhutla di Kotim diselamatkan warga Lempuyang diserahkan ke BKSDA Pos Sampit.
Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Seekor Bayi Bekantan terpisah dari induknya diduga akibat Karhutla di Kotim diselamatkan warga Lempuyang diserahkan ke BKSDA Pos Jaga Sampit.
Kebakaran hutan dan lahan Karhutla di Kotim tidak hanya meresahkan manusia, tapi juga hewan yang menghuni kawasan hutan yang terdampak.
Terutama satwa liar yang habitatnya di hutan. Baru-baru ini seekor Bayi Bekantan ditemukan salah seorang warga di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, dalam kondisi menangis dan terpisah dari induknya.
Pasalnya, warga bernama Iqbal itu awalnya mendengar suara yang cukup mencurigakan di antara semak belukar di belakang rumah yang tak jauh dari lokasi karhutla.
Setelah dicek, ternyata ada seekor bayi bekantan yang tampak ketakutan dan menangis karena terpisah dari induknya.
Baca juga: 4 Kg Sabu Asal Malaysia Disita Polres Singkawang Selundupan dari Bengkayang, 2 Tersangka Diamankan
Baca juga: Tanggulangi Karhutla TWA Bukit Tangkiling Palangkaraya, BKSDA Ajak Semua Pihak Bersama Membantu
Baca juga: Buaya Terperangkap Jaring Nelayan Mentaya Hilir Selatan, Begini BKSDA Pos Sampit Lakukan Evakuasi
Hal ini diceritakan oleh Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit Muriansyah yang menerima penyerahan satwa liar yang dilindungi Undang-Undang (UU) tersebut.
“Kami pertama kali mendapat laporan pada hari Selasa dari Polsek Teluk Sampit bahwa ada seorang warga yang ingin menyerahkan bayi bekantan yang baru ditemukannya. Lalu, hari Rabu kami langsung meluncur ke lokasi untuk melakukan kegiatan serah terima,” ujarnya, Jumat (20/10/2023).
Ia melanjutkan, diduga kuat bayi bekantan itu terpisah dari induknya saat akan menyelamatkan diri dari musibah karhutla.
Diketahui, bahwa di Kecamatan Teluk Sampit, khususnya Desa Lampuyang dalam 3 minggu terakhir telah terjadi karhutla yang cukup besar di tepi jalan dan kawasan hutan yang merupakan habitat dari banyak satwa liar.
Karena habitatnya rusak, maka sesuai instink alami satwa-satwa tersebut mencari tempat yang lebih aman dan tak jarang menyasar kawasan permukiman warga.
“Di Kecamatan Teluk Sampit banyak ditemukan area yang terbakar, sehingga menyebabkan satwa liar seperti bekantan banyak yang masuk ke permukiman,” kata Muriansyah.
Semula, bayi bekantan yang terpisah dari rombongannya ini rencananya akan dipertemukan dengan induknya dengan cara diletakan di sekitar area penemuan.
Namun, setelah hampir 2 jam menunggu tak ada bekantan lain yang datang, sehingga pihaknya memutuskan untuk mengevakuasi satwa tersebut.
Saat ditemukan bayi bekantan berjenis kelamin jantan ini dalam kondisi sehat tanpa ada bekas luka di tubuhnya. Kendati, satwa itu tampak tertekan karena terpisah dari induknya.
Setelah kurang lebih 3 hari berada dibawah perawatan BKSDA Pos Jaga Sampit, bayi bekantan yang diperkirakan berusia dibawah 2 bulan itu nampak sudah kembali energik.
Rencana selanjutnya bayi bekantan itu akan dibawa ke Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pangkalanbun BKSDA Kalteng untuk direhabilitasi sebelum nantinya dilepasliarkan ke habitat seharusnya. (*)
ABK asal Pemalang Jateng yang Hilang Akhirnya Ditemukan di Sungai Kampung Teluk Tewah Kotim |
![]() |
---|
Tren Sepeda Listrik di Kalangan Anak di Kotim Dinilai Berbahaya, Satlantas Ingatkan Orang Tua |
![]() |
---|
Drainase di Jalan Desmon Ali Sampit Kotim Tersumbat Sampah Plastik, Bau Menyengat |
![]() |
---|
Ibu dan Anak di Sampit Dikabarkan Kelaparan, Pemkab Kotim Turun Tangan |
![]() |
---|
Kabar Duka, Makam Ayah dan Anak Berdampingan Pasca Kecelakaan di Samuda Kotim Kalteng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.