Berita Kotim

25 Hektare Lahan Gambut Terbakar di Baamang Hulu Sampit, Petugas Perlu 4 Hari Lakukan Pemadaman

Sebanyak 25 hekare lahan gambut terbakar di Bamaang Hulu Sampit Kabupaten Kotim, bisa dipadamkan petugas setelah empat hari dilakukan upaya pemadaman.

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com/ Devita Maulina
Tim gabungan Kelurahan Baamang Hulu Sampit, Polsek, Danramil, dan Manggala Agni memantau sisa Lahan Gambut Terbakar di Jalan Jaksa Agung. Kebakaran lahan selama 4 hari berturut-turut menghanguskan lahan sekira 25 hektar.  

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Sebanyak 25 hekare Lahan Gambut Terbakar di Bamaang Hulu Sampit Kabupaten Kotim, bisa dipadamkan petugas setelah empat hari dilakukan upaya pemadaman.

Lahan Gambut Terbakar di Kelurahan Baamang Hulu Sampit, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), bisa dikendalikan, pada Selasa (15/08/2023).

Kurang lebih selama 4 hari terakhir Lahan Gambut Terbakar di Baamang Hulu Sampit dengan luas lahan yang terbakar diperkirakan mencapai 25 hektar.

Lurah Baamang Hulu, Rudi Setiawan mengatakan, selama beberapa hari ini pihaknya bersama tim gabungan telah berjibaku memadamkan karhutla di lokasi tersebut guna mencegah kebakaran semakin meluas.

Baca juga: Kebakaran Lahan Sporadis, Satgas Karhutla Kota Palangkaraya Tangani 5 Kejadian Dalam Sehari

Baca juga: Karhutla Kalteng 13 Agustus 2023, Hotspot dan Lahan Terbakar Bertambah di Beberapa Kabupaten

Baca juga: Direktorat KGM Bappenas Buka Lowongan Kerja Posisi Tenaga Ahli, Pendidikan Minimal Lulusan S1

“Hari ini kami kembali meninjau ke lokasi, bersama aparat Danramil, Polsek, dan tadi pagi ada Kapolres Kotim juga. Alhamdulillah, berkan kerja sama tim gabungan karhutla bisa kami atasi,” ucapnya.

Disampaikannya, kejadian karhutla di lokasi tersebut dimulai sejak Sabtu (12/08/2023). Lokasinya cukup jauh dari kawasan permukiman. Meliputi lahan kosong dengan struktur tanah gambut yang ditumbuhi semak belukar. 

Lokasinya yang cukup jauh dari badan jalan membuat petugas yang memadamkan kebakaran mengalami sedikit kesulitan untuk menjangkau titik api. 

Ditambah lagi, kebakaran terjadi di lahan  gambut yang memang sulit untuk dipadamkan, karena bara api menjalar hingga ke bawah permukaan tanah membuat kebakaran lahan terus meluas mencapai 25 hektar hanya dalam beberapa hari.

Selain itu, kondisi cuaca pada musim kemarau saat ini membuat pihaknya kesulitan mencari sumber air. Sungai pun berada jauh dari lokasi tersebut. Beruntung masih ada sedikit genangan air pada parit yang berada tak jauh dari lokasi, sehingga bisa digunakan untuk pemadaman.

“Beberapa kendala itulah yang kami hadapi, Alhamdulillah saat ini kondisi sudah bisa kami kendalikan supaya tidak meluas ke daerah lainnya,” imbuhnya.

Meski demikian, Rudi mengatakan pihaknya akan terus melakukan pemantauan di lokasi tersebut, serta lokasi-lokasi yang dinilai rawan karhutla.

Karena secara kasat mata saja bisa dilihat beberapa titik masih muncul asap, sehingga potensi timbulnya api masih bisa terjadi.

“Kebakaran di lahan gambut seperti ini memang butuh upaya ekstra dan keterampilan teknis, tidak seperti kebakaran bangunan di kota. Untuk itu kami di Kelurahan Baamang Hulu juga telah mempersiapkan tim dilengkapi dengan peralatan,” ujarnya.

Rudi menambahkan, rencananya, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Kotabesi untuk bersama-sama menangani karhutla tersebut, sebab lokasinya berada pada perbatasan Kelurahan Baamang Hulu dan Desa Kandan yang masuk Kecamatan Kotabesi.

Disisi lain, Ia mengimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap hal-hal atau tindakan yang bisa menyebabkan terjadinya karhutla.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved