Berita Kotim

Aktifitas Kapal di Sampit Kembali Bergairah, Bahrudin Porter Pelabuhan Senang Bisa Bekerja Normal

Pandemi Covid-19 disertai PPKM merupakan masa yang sangat sulit bagi kebanyakan porter yang selama ini beroperasi di Pelabuhan Sampit. 

|
Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com/ Devita Maulina
Bahrudin, salah seorang porter di Pelabuhan Sampit, mengaku lega pandemi Covid-19 berakhir , sehingga angkutan lebaran kembali lancar. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Pandemi Covid-19 disertai PPKM merupakan masa yang sangat sulit bagi kebanyakan porter yang selama ini beroperasi di Pelabuhan Sampit

Betapa tidak,  perekonomian terganggu akibat diberlakukan PPKM demikian juga aktifitas kapal di Pelabuhan Sampit juga terganggu.

Ini juga berdampak bagi petugas porter pelabuhan yang tak normal dalam menawarkan jasa pelayanan angkutan barang.

Seorang petugas Porter Pelabuhan Sampit, Bahrudin sudah 20 tahun bekerja sebagai petugas pelayanan jasa angkut barang penumpang kapal di Pelabuhan Sampit.

Menurutnya, pandemi Covid-19 disertai PPKM adalah masa yang sangat sulit bagi kebanyakan porter seperti yang dia rasakan.

Di tengah sumber penghasilan yang kian sempit, mereka dituntut untuk bisa bertahan dan menghidupi keluarga.

Baca juga: Mudik Lebaran 2023, Total 8.625 Penumpang Bertolak dari Pelabuhan Sampit Kotim Rute Pulau Jawa

Baca juga: Bikin Resah Saat Mabuk dan Berusaha Melawan Petugas, Pensiunan ASN di Palangkaraya Diamankan

Baca juga: Besei Kambe Olahraga Tradisional Suku Dayak Kalteng, Kini Makin Dikenal Luas

“Waktu Covid-19 itu memang sulit, kami tidak bisa bekerja sebagai porter. Penumpang tidak ada. Tapi mau bagaimana lagi, kami cuma bisa menjalani saja,” ujar pria berusia 47 tahun ini, Kamis (04/05/2023).

Bahrudin menceritakan, selain sebagai porter ia juga bekerja sebagai buruh bongkar muat di Pelabuhan Sampit.

Namun, penghasilan sebagai buruh bongkar muat ini tidak seberapa, rata-rata Rp 50 ribu per hari. Bahkan, tak jarang ia tidak mendapat penghasilan sama sekali jika tidak ada kapal yang sandar.

Dengan penghasilan yang tergolong kecil di era sekarang, Bahrudin harus memenuhi kebutuhan istri dan 3 anaknya, termasuk biaya sekolah.

Meskipun, kini bebannya lebih ringan karena 2 anaknya yang lebih tua sudah berumah tangga.

Sedangkan, pada momentum lebaran penghasilannya bisa jauh lebih baik. Setiap ada kapal yang sandar di Pelabuhan Sampit, ia bisa mengumpulkan Rp 200 ribu - Rp 300 ribu dengan membantu penumpang mengangkat barang turun  maupun naik kapal.

“Angkutan lebaran itu paling dinanti, karena penghasilan kami agak lumayan. Bisa dapat Rp 200 - 300 ribu sekali kapal datang. Jadi ada pemasukan untuk biaya sekolah anak,” ungkapnya.

Bahrudin menambahkan, dibanding tahun lalu penghasilan mereka sebagai porter lebih baik. Karena jumlah penumpang yang mulai mengalami peningkatan, meskipun belum seramai seperti masa sebelum pandemi Covid-19.

Porter dengan nomor seragam 114 ini pun berharap kedepannya tidak ada lagi pandemi Covid-19 maupun hal-hal yang berdampak pada aktivitas pelayaran, sehingga pihaknya bekerja normal.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved