Database KPU Kalteng Bocor

Dugaan Kebocoran Database KPU Kalteng, Pernah Dialami Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Adanya dugaan kebocoran database milik KPU Kalteng ternyata sebelumnya juga pernah dialami Universitas Muhammadiyah Palangkaraya atau UMPRS.

|
Penulis: Lidia Wati | Editor: Fathurahman
ISTIMEWA
Tampilan website jual beli databese, diduga data KPU Kalteng bocor diperjual belikan di forum tersebut. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Adanya dugaan kebocoran database milik KPU Kalteng ternyata sebelumnya juga pernah dialami Universitas Muhammadiyah Palangkaraya atau UMPRS.

Dugaan kebocoran Database Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR), diungkapkan digital progammer, Ahmad Hady Surya di laman media sosialnya, menjadikan perbincangan di kalangan mahasiswa dan masyarakat.

Disebutkan dalam unggahan video tersebut, hacker diduga memperjualbelikan database mahasiswa hingga dosen di salah satu website.

"Semua data lulusan, akademik, tanggal sidang, NIK, agama, tahun masuk dan lainnya. Datanya lumayan banyak hampir ribuan," sebut Ahmad Hady Surya.

Baca juga: Polda Kalteng Akan Lakukan Penyelidikan, Terkait Data Base KPU Yang Diduga Bocor

Baca juga: Sigi Provinsi Sulteng Diguncang Gempa Dini Hari Tadi, BMKG Ungkap Guncangan Terpusat di Darat

Baca juga: BREAKING NEWS, 5.000 Lebih Database KPU Kalteng Diduga Bocor Diperjualbelikan, Berisi NIK dan TPS

Menurutnya, data merupakan sesuatu yang penting, perlu dilindungi keamanannya dan berfungsi memperlancar kinerja universitas, dia mengaku telah mencoba menghapus beberapa sistem loginnya.

Namun karena posisi digital progammer berada di Sukamara kalah kecepatan koneksi, sehingga memungkinkan hanya beberapa saja yang dapat terhapus.

"Semoga ini cepat ditanggapi dan direspon cepat, karena data mahasiswa dan mahasiswi di sini bagian dari data penting," bebernya.

Dia menyarankan agar pihak Universitas Muhammadiyah Palamgkaraya agar menggunakan Secure Socket Layer (SSL) aktif resmi tidak gratisan, yang membuat para hacker akan kesulitan membobol.

Selanjutnya, memilih layanan hosting yang terpercaya, cloud computing, cermat memilih layanan hosting tidak tergiur dengan harga yang murah namun memiliki keamanan yang tidak terjamin.

Seperti diketahui, kebocoran database diduga juga dialami KPU Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang berisikan NIK pemilih hingga tempat pemungutan suara (TPS). 

Digital Programmer asal Provinsi Kalteng, Ahmad Hady Surya (32), mengungkapkan, orang yang menjual adalah orang yang sama membobol database Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. 

"Di forum dark web ada satu sosok yang membocorkan data KPU Kalteng, pernah membocorkan data Kabupaten Sukoharjo yang sudah saya follow up ditanggapi oleh Wakil Bupatinya," katanya, Selasa (14/3/2023). 

Ahmad Hady Surya menjelaskan, di forum jual beli tersebut terpampang ID Kota, Provinsi, TPS, nomor KK, nomor NIK, jenis kelamin, tempat tanggal lahir. 

Pembeli yang ingin mengakses data tersebut harus membeli 8 point kredit, satu kreditnya dibandrol 16 ribu dollar Singapura, jika dirupiahkan sekitar puluhan juta rupiah. 

"Kalau kita open (database itu) bayar 8 kredit. Satu kreditnya 16 ribu dollar Singapura. Kalau dirupiahkan satu kreditnya 3 jutaan," ujarnya. 

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved