Umrah 2022

20 Persen Jemaah Umrah Perdana 2022 Positif Covid-19, Belum Pasti Terpapar Varian Omicron

Temuan 20 persen jemaah umrah Positif Covid-19 tersebut diungkapkan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito

Editor: Dwi Sudarlan
istimewa/kemenkes
Ilustrasi jemaah umrah, Satgas Penanganan Covid-19 mendetaksi 20 persen jemaah umrah perdana 2022 positif Covid-19. 

TRIBUNKALTENG.COM - Peringatan bagi calon jemaah umrah untuk lebih berhati-hati dan selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) karena Satgas Penanganan Covid-19 mendeteksi 20 persen jemaah umrah perdana yang Positif Covid-19.

Temuan 20 persen jemaah umrah Positif Covid-19 tersebut diungkapkan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito.

Dia mengungkapkan yang terdeteksi adalah jemaah umrah perdana 2022 yang tiba kembali di Indonesia  pada 17 Januari lalu.

Jemaah umrah Indonesia itu berangkat pada 8 Januari 2022.

Baca juga: 46 Jemaah dan 1 Tenaga Medis Kloter Perdana Kalteng Berangkat Umrah ke Tanah Suci saat Pandemi

Baca juga: Dua Warga Kalteng Wakili Himpunan Pengusaha Haji Khusus Ikut Ibadah Umrah Pertama

Baca juga: Kadiskes Pastikan Varian Omicron Belum Masuk Kalteng Warga Diminta Tetap Disiplin Prokes

Total ada 1.731 jemaah yang telah berangkat melalui Asrama Haji Embarkasi Pondok Gede Jakarta dengan menggunakan skema One Gate Policy (OGP).

"Sebanyak 20 persen kasus positif berhasil terdeteksi dari total jemaah umrah," kata Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual, Kamis (20/1/2022).

Meski demikian, Wiku Adisasmito mengatakan belum diketahui pasti jenis variannya apakah Omicron atau tidak.

"Terlepas dari apapun varian yang saat ini masuk ke Indonesia pada prinsipnya penularan sekecil apapun harus dikendalikan, agar tidak semakin meluas dan menimbulkan lonjakan kasus," tutur Wiku.

Wiku pun berharap, selain pemerintah yang bertanggung jawab melakukan pengendalian Covid-19, juga dibutuhkan peran semua pihak untuk memutus penularan Covid-19.

Satgas pun meminta masyarakat untuk mempertahankan kedisiplinan protokol kesehatan agar mencegah penularan kasus Covid-19.

Serta mematuhi aturan yang berlaku seperti penggunaan aplikasi PeduliLindungi.

"Sudah menjadi tugas kita bersama untuk mencegah meningkatnya kasus positif Covid-19 di Indonesia," ujar Wiku.

Juru bicara Satgas Penangan Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan temuan 20 persen jemaah umrah perdana 2022 Indonesia positif Covid-19.
Juru bicara Satgas Penangan Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan temuan 20 persen jemaah umrah perdana 2022 Indonesia positif Covid-19. (TRIBUNNEWS.COM/ANANDA BAYU)

Sistem pengawasan

Sementara itu, Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama menyoroti pelaksanaan sistem pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan haji dan umrah pada masa pandemi.

Plt Inspektur Jenderal Kemenag Nizar mengungkapkan Itjen sendiri akan bersinergi langsung dengan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) dalam sistem pengawasan ini.

"Bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Itjen dapat berupa pengawasan di embarkasi dan debarkasi haji dan umrah serta bisa juga melaksanakan pengawasan di Arab Saudi yaitu untuk mengawasi layanan yang diperoleh oleh jemaah haji dan umrah," kata Nizar dikutip dari laman Kemenag, Kamis (20/1/2022).

Nizar mengatakan terdapat beberapa hal yang menjadi catatan untuk Ditjen PHU terkait pengawasan oleh Itjen dan persiapan penyelenggaraan ibadah haji, yaitu melaksanakan beberapa koordinasi.

Koordinasi tersebut harus dilakukan secara intensif antara pemerintah Indonesia yakni Kementerian Agama dengan pemerintah Arab Saudi.

"Ditjen PHU perlu melakukan koordinasi intensif dengan Arab Saudi dan GACA (Otoritas Bandara Arab Saudi) serta Kemenkes, karena pelaksanaan Masih dalam situasi Covid-19," kata Nizar.

"Selain itu pula, pemerintah perlu menginformasikan kepada pihak terkait tentang kebijakan terbaru," sambungnya.

Catatan penting lainnya yaitu perlu dibangun komunikasi dengan pemerintah Arab Saudi terkait dengan tempat karantina.
 
Nizar mengungkapkan temuan terkait hotel tempat karantina yang menjadi satu paket dari maskapai dengan catatan hotel kurang memadai sesuai dengan standard yang berlaku.

Sehingga merekomendasikan untuk tidak mempercayakan hotel tempat karantina kepada maskapai.

"Di samping itu pula, Kesiapan PPIU perlu dicek kembali karena hal ini sangat penting kaitannya dengan pelaksanaan ibadah umrah," ucap Nizar.

Ia menambahkan proses integrasi sistem antara aplikasi SISKOPATUH, PeduliLindungi, serta sistem yang terkait dengan umrah sedang dalam proses finalisasi. (*)

 

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Satgas: 20 Persen Jemaah Umrah yang Baru Tiba di Indonesia Positif Covid-19, 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved