Kabar Kalsel
Fakta Ajaran Sesat Nasrudin dari HST: Mengaku Rasul, Tak Salat Jumat Hingga Salat Bahasa Indonesia
Tidak hanya mengaku sebagai utusan Allah, pria ini juga dinilai memembawa ajaran sesat dan menyesatkan bagi orang lain.
TRIBUNKALTENG.COM, BARABAI - Nasrudin, asal Desa Bandang Aluan Kecamatan Batu Benawa Kabupaten HST, Kalsel, belakangan bikin resah.
Tidak hanya mengaku sebagai utusan Allah, pria ini juga dinilai memembawa ajaran sesat dan menyesatkan bagi orang lain.
Akibatnya, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah, MUI, hingga aparat kepolisian pun turun tangan untuk menanganinya..
Kasus penyimpangan atau dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Nasrudin asal Desa Bandang Aluan Kecamatan Batu Benawa Kabupaten HST, ditetapkan masuk ranah pidana.
Mantan pengikut Nasrudin yang enggan namanya dimuat membeberkan jika ia sudah menjadi pengikut Nasrudin selama berbulan-bulan.
Awal masuk ajaran Nasrudin pun tak mudah. Sebab, Nasrudin tak membuka ajarannya ke semua orang. Ajarannya hanya diberikan kepada yang hendak menjadi pengikutnya saja.
Diceritakannya, jika Nasrudin mengaku pernah kedatangan wahyu dan malaikat jibril, serta mengaku sebagai orang yang diutus oleh Allah.
• Berkedok Ajaran Tarikat, Puang Lalang Tebarkan 13 Kesesatan dan Jual Kartu Surga Rp 50 Ribu
• Jabat Kapolresta Palangkaraya, Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri Temui Tokoh Masyarakat
• MK Tolak Uji Materi UU KPK, Majelis Hakim: Yang Diajukan UU Perkawinan
"Syahadat diubahnya. Jadi seolah-olah beliau yang mengaku nabi," bebernya.
Dalam ajaran Nasrudin, dibeberkannya jika salat dan adzan hanya menggunakan bahasa Indonesia. Tidak menggunakan bahasa arab.
Bahkan, untuk salat Jumat, Nasrudin juga memisahkan diri dengan salat Jumat dengan warga lainnya.
Salat Jumat yang dilakukannya juga dilakukan di tempat salat khusus ajaran Nasrudin di ujung desa dekat persawahan.
Pengikut dari Luar HST
Nasrudin menggelar pengajian pada Senin malam, Kamis malam, dan Jumat malam. Dibeberkannya, jika pengikut Nasrudin berasal dari luar HST. Seperti daerah Banjarbaru dan sekitarnya. Bahkan, pengikutnya mencapai 40 orang.
"Jadi sebelum menjadi pengikut kami diberikan kertas ajaran berupa bacaan Al Quran yang diubah ke Bahasa Indonesia. Kemudian kami di baiat (sumpah) dan membaca syahadat ulang. Semua kertas ajaran tidak boleh diberikan kepada siapa pun," bebernya.
Baiat yang dibaca oleh pengikut Nasrudin yakni, dengan nama Allah yang maha pengasih maha penyayang :